kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Survei Markplus: Masyarakat enggan mengunjungi rumah sakit sejak pandemi Covid-19


Selasa, 30 Juni 2020 / 17:30 WIB
Survei Markplus: Masyarakat enggan mengunjungi rumah sakit sejak pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Ilustrasi rumah sakit via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus, Inc. kembali menghadirkan MarkPlus Industry Roundtable edisi ke 20 yang membahas institusi kesehatan. Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak pandemi virus corona. Adapun survei melibatkan 110 responden.

Survei menemukan bahwa konsultasi kesehatan secara digital sangat diminati masyarakat terutama sejak adanya Covid-19. Sebelum adanya pandemi 31,8% responden mengunjungi rumah sakit minimal satu kali selama satu tahun. Sedangkan sejak adanya Covid-19 di Indonesia terlihat ketakuan yang cukup tinggi oleh masyarakat untuk mengunjungi institusi kesehatan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Belanja kesehatan bukan cuma tanggung jawab Kementerian Kesehatan

“71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya Covid-19,” ujar Business Analyst MarkPlus, Inc. Rika Nathania Wijaya dalam MarkPlus Industry Roundtable Selasa (30/6).

Sebanyak 64,5% responden lebih memilih memulihkan kesehatannya secara mandiri dengan beristirahat dan konsumsi makanan sehat. Mereka menghindari rumah sakit karena dinilai sebagai tempat yang memiliki potensi penyebaran virus corona.

Sebagai gantinya, konsultasi kesehatan secara digital menjadi pilihan yang mana 65,5% responden mengaku menjadi lebih sering berkonsultasi secara digital karena mudahnya konsultasi tanpa harus mengunjungi klinik ataupun rumah sakit.

Selain konsultasi, pembelian obat-obatan oleh responden dilakukan secara online. Sebesar 44,4% responden di Jabodetabek melakukan pembelian di e-commerce. “Meskipun begitu 44,6 persen responden di luar Jabodetabek masih melakukan pembelian dengan mengunjungi apotik,” paparnya.

Baca Juga: Begini strategi bank menjaga margin di tengah tantangan pandemi corona (Covid-19)

Platform digital dirasakan sangat bermanfaat oleh para responden, sehingga institusi kesehatan perlu meningkatkan pemanfaatan teknologi tersebut sebagai sarana komunikasi. Sebesar 50,9% responden merasa industri kesehatan sudah melakukan proses komunikasi melalui media sosial dengan 45,5% konten informasi mengenai Covid-19 disampaikan secara berkala.

Ke depannya, masyarakat berharap agar institusi kesehatan sangat memperhatikan faktor pencegahan penyebaran Covid-19. 61,8% responden berharap institusi menyediakan layanan konsultasi secara online, 51,8% berharap rumah sakit dan klinik menerapkan protokol kesehatan, dan 46,4% mengharapkan adanya platform untuk melakukan pendaftaran secara online.

Selain itu usaha efektif lainnya yang perlu diperhatikan oleh institusi adalah menyediakan area pelayanan yang terpisah antara layanan umum dan layanan khusus Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×