kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Indikator: 66,4% pelaku usaha menilai kondisi ekonomi nasional buruk


Kamis, 23 Juli 2020 / 17:09 WIB
Survei Indikator: 66,4% pelaku usaha menilai kondisi ekonomi nasional buruk
ILUSTRASI. Hasil survei Indikator menunjukkan, sebagian besar pelaku usaha memandang kondisi ekonomi nasional buruk.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga survei, Indikator Politik Indonesia merilis survei mengenai evaluasi pelaku usaha terhadap kinerja kabinet kinerja kabinet dan ekonomi di masa pandemi. Dalam survei tersebut didapatkan bahwa sebagian besar pelaku usaha memandang kondisi ekonomi nasional buruk.

"Pelaku usaha cenderung lebih gelap dalam memandang ekonomi nasional ketimbang warga. Kalau dilihat ekonomi nasional di mata pelaku usaha lebih buruk kondisinya. Meskipun tidak berbeda jauh, warga juga secara umum menganggap kondisi ekonomi nasional memburuk dibandingkan sebelumnya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, Kamis (23/7).

Survei tersebut menunjukkan, pelaku usaha yang memandang kondisi ekonomi nasional buruk ada 66,4%, sementara masyarakat umum yang memandang ekonomi nasional buruk pun sekitar 57%.

Baca Juga: Survei Indikator: Sri Mulyani jadi menteri berkinerja paling baik di mata pengusaha

Tak hanya itu, ada 10% pelaku usaha yang memandang kondisi ekonomi nasional sangat buruk, ada 18% yang memandang ekonomi nasional dalam kondisi sedang, 4,9% dalam kondisi baik dan hanya 0,2% pelaku usaha yang menganggap sangat baik. Sementara, 0,3% responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Survei ini dilakukan kepada 1.176 responden di 9 provinsi. Respoden pelaku usaha tersebut berasal dari tujuh sektor ekonomi yakni pertanian non perikanan dan kelautan, perikanan dan kelautan. Lalu, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi, peralatan mobil dan sepeda motor serta sektor pengangkutan dan pergudangan. Masing-masing sektor juga terdiri atas skala usaha mikro, kecil, menengah dan besar.

Bila dilihat sektor ekonomi, penilaian terhadap keadaan ekonomi nasional pun bervariasi meski secara umum cukup sama. Misalnya, sektor yang paling banyak menyebut kondisi perekonomian Indonesia buruk adalah sektor perdagangan besar & eceran, reparasi & perawatan mobil & sepeda motor yakni 81,4%, disusul oleh industri pengolahan sebesar 77,9%, sektor pertanian non perikanan dan kelautan yang memandang kondisi ekonomi buruk pun ada 66%.

Sementara sektor lain seperti pertambangan dan pengolahan yang memandang kondisi ekonomi buruk ada 65,4%, sektor pengangkutan dan pergudangan 65%, sektor perikanan dan keluatan sebesar 57,7% hingga sektor konstruksi sebesar 51,2%.

Di sisi skala usaha, baik usaha mikro, kecil, menengah pun memberikan tanggapan yang berbeda.

"Dari skala usaha, semakin besar, meskipun mikro juga terdampak, tetapi ada perbedaan, terutama skala besar yang cenderung memandang ekonomi lebih buruk ketimbang mikro," jelas Burhanuddin.

Bila dirinci, skala usaha mikro yang memandang kondisi ekonomi buruk ada 60,6%, skala kecil sebesar 69%, skala menengah 69,6% dan besar sebesar 73,5%.

Adapun, sampel di masing-masing sektor dan skala usaha dalam survei ini dipilih secara acak dengan jumlah yang sama yakni 140 pelaku usaha per sektor, sehingga total sampel awal sebanyak 980 responden, namun untuk kebutuhan analisis dilakukan penambahan jumlah sampel pada sektor pertanian dan sektor perikanan kelautan, masing-masing menjadi 150 dan 350 pelaku usaha.

Pembobotan data pun dilakukan sedemikian rupa sehingga jumlah sampel di masing-masing sektor dan skala usaha seragam. Keseragaman jumlah sampel di setiap sektor dan skala usaha dibuat dengan pertimbangn bahwa respon di setiap sektor dan skala usaha berbobot sama sehingga mempresentasikan pandangan dari setiap kelompok usaha.

Baca Juga: Hasil survei Litbang Kompas: Masyarakat dukung menteri bidang ini diganti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×