Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ketahanan eksternal ekonomi Indonesia hingga Juni 2023 dalam kondisi menguat. Penguatan ini didukung perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang positif.
Penguatan NPI ini diperkirakan berlanjut karena ditopang transaksi berjalan yang diprakirakan terjaga sehat dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari produk domestik bruto (PDB).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, transaksi berjalan di triwulan II 2023 diprakirakan surplus didukung berlanjutnya surplus neraca perdagangan. Sampai dengan Mei 2023 tercatat surplus neraca dagang mencapai US$ 4,4 miliar.
Baca Juga: BI: Meski Ekonomi Dibuka, Pertumbuhan China Tak akan Setinggi Perkiraan Semula
Sementara, neraca transaksi modal dan finansial juga diperkirakan mencatat surplus, ditopang oleh aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) maupun investasi portofolio, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional.
Lalu, aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio pada triwulanan II 2023 sampai dengan 20 Juni 2023 masih mencatat net inflows sebesar US$ 0,13 miliar.
“Meskipun pada Juni 2023 tercatat outflows sebesar US$ 0,87 miliar akibat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (22/6).
Adapun, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2023 tetap tinggi tercatat sebesar US$ 139,3 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News