kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.704   22,00   0,13%
  • IDX 8.686   36,81   0,43%
  • KOMPAS100 1.194   2,51   0,21%
  • LQ45 854   1,47   0,17%
  • ISSI 310   2,31   0,75%
  • IDX30 438   -2,03   -0,46%
  • IDXHIDIV20 505   -3,69   -0,72%
  • IDX80 134   0,58   0,44%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   -0,99   -0,71%

Sumbang Defisit Jumbo, Ekonom Sarankan Pemerintah Cari Substitusi Gandum


Selasa, 05 November 2024 / 18:45 WIB
Sumbang Defisit Jumbo, Ekonom Sarankan Pemerintah Cari Substitusi Gandum
ILUSTRASI. Tanaman gandum di ladang perusahaan pertanian Solgonskoye di Talniki, Rusia, 28 Agustus 2016. Neraca perdagangan pangan di Indonesia, di luar sektor perkebunan, mengalami peningkatan defisit yang signifikan setiap tahunnya.


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Neraca perdagangan pangan di Indonesia, di luar sektor perkebunan, mengalami peningkatan defisit yang signifikan setiap tahunnya.

Peneliti CORE Indonesia, Eliza Mardian, mengungkapkan bahwa pada tahun 2001, defisit neraca perdagangan komoditas pangan (di luar perkebunan) mencapai US$ 1,8 miliar. Angka ini terus meningkat hingga mencapai US$ 23 miliar pada tahun 2023.

Eliza menyoroti gandum sebagai salah satu komoditas yang menyumbang defisit besar pada neraca perdagangan Indonesia.

Baca Juga: Defisit Neraca Perdagangan Pangan Meningkat, Ekonom Sarankan Pengurangan Impor

"Gandum menyumbang defisit jumbo karena 100% impor dan jumlahnya pun besar," ungkap Eliza pada KONTAN, Selasa (5/11).

Ia juga menyatakan bahwa Indonesia merupakan importir gandum terbesar di dunia, setelah China dan Mesir.

Lebih lanjut, Eliza menjelaskan bahwa lima negara yang paling banyak mengimpor gandum ke Indonesia adalah Australia, Kanada, Bulgaria, Rusia, dan Brazil. 

Dalam upaya mengurangi defisit, Eliza menyarankan perlunya substitusi gandum dengan tepung yang dapat diproduksi di dalam negeri.

"Gandum ini kan untuk diolah jadi bahan baku seperti mi, snacks, kue, dan makanan lain. Maka perlu substitusi gandum ke tepung yang diproduksi dalam negeri," tambahnya.

Baca Juga: Kemendag Ungkap Alasan Impor Bawang Putih Meningkat Hingga Rp 7 Triliun Lebih

Defisit neraca perdagangan yang terus meningkat mencerminkan ketergantungan Indonesia pada barang impor untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.

Oleh karena itu, Eliza menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas lokal guna mengurangi defisit neraca perdagangan yang masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×