Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beban utang pemerintah diperkirakan akan bertambah sejalan dengan The Fed yang kembali menaikkan suku bunga acuannya.
The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%-5,25% dalam rapat FOMC, Rabu (3/5) waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan, pembayaran bunga utang pemerintah diperkirakan akan meningkat 5% hingga 7% dari target tahun ini yang sebesar Rp 441 triliun. Peningkatan ini akibat dampak kenaikan suku bunga The Fed.
“Tahun ini target pembayaran bunga utang Rp 441 triliun. Tapi ini bisa lebih dari pada itu. Jadi kenaikannya mungkin sekitar 5% -7% dari target bunga utang tahun ini,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (7/5).
Baca Juga: Suku Bunga The Fed Naik Lagi, Kemenkeu Yakin Tidak Berdampak Signifikan ke SBN
Menurut Bhima, potensi meningkatnya pembayaran bunga utang akan menyita penerimaan pajak tahun ini. padahal kata Dia, penerimaan pajak tahun ini sudah menurun akibat harga komoditas sudah menurun.
Selain itu, pendapatan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga diperkirakan akan terpengaruh alias turun akibat fluktuasi harga komoditas di level internasional.
“Jadi kalau beban utangnya semakin naik berarti harus ada anggaran yang dipangkas, dan akan ada pembangunan infrastruktur yang terpaksa ditunda dulu. Sehingga berisiko pada pemulihan ekonomi 2023,” ujarnya.
Untuk itu, Bhima menghimbau agar pemerintah waspada. Salah satu solusinya bisa dengan memperkecil porsi pemerbitan Surat Berharga Negara (SBN), ataupun melakukan negosiasi dengan kreditur melalui forum Debt Service Suspension Initiative (DSSI) bersama anggota G20.
Bhima mengatakan, upaya-upaya tersebut juga salah satunya dilakukan untuk mencegah pembayaran bunga utang tahun depan yang diperkirakan akan semakin tinggi lagi.
“Intinya adalah bagaimana pemerintah bisa berusaha untuk meringankan beban utang, karena tahun depan diperkirakan semakin tinggi lagi beban utangnya,” kata Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News