Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6,00% dalam pertemuan Dewan Gubernur BI November 2023.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, suku bunga acuan saat ini sudah memadai untuk mempertahankan daya tarik aset Rupiah dan menarik aliran modal asing untuk masuk.
Dengan demikian, Andry berpendapat bahwa, “suku bunga acuan akan tetap sebesar 6,0% pada akhir tahun 2023,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).
Ini dengan melihat, dari sisi domestik, laju inflasi Indonesia menurun dan konsisten berada dalam kisaran 2% hingga 4% YoY. Andry pun yakin, inflasi dalam negeri akan berada di kisaran 3% YoY pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Ekonom: Ada Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga BI Sebesar 25 bps Pada Tahun 2024
Meski demikian, ia tak menutup mata dengan kemungkinan volatilitas pasar keuangan akan tetap tinggi dalam jangka pendek karena sejumlah peristiwa global.
Seperti, kekhawatiran soal perlambatan ekonomi global, tren suku bunga tinggi yang akan bertahan selama beberapa waktu, juga ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Andry juga bilang, yang perlu dicermati adalah hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2023. Pasar membuka kemungkinan suku bunga acuan The Fed tak akan berubah, atau tetap berada di kisaran 5,25% hingga 5,5% pada akhir tahun ini.
Namun, pejabat The Fed juga memberi kisi-kisi ada ruang kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) jelang akhir tahun ini, sehingga suku bunga berada di kisaran 5,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News