kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Ekonom: Ada Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga BI Sebesar 25 bps Pada Tahun 2024


Kamis, 23 November 2023 / 20:03 WIB
Ekonom: Ada Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga BI Sebesar 25 bps Pada Tahun 2024
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6,00% dalam pertemuan Dewan Gubernur BI November 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6,00% dalam pertemuan Dewan Gubernur BI November 2023. 

Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja mengungkapkan, dengan mencermati apa yang disampaikan oleh otoritas moneter, ia meyakini tak akan ada lagi kenaikan suku bunga acuan pada tahun 2023. 

“Secara retorika, nampaknya, meyakinkan bahwa tidak ada lagi kenaikan suku bunga setidaknya pada bulan Desember 2023,” terang Enrico dalam keterangannya, Kamis (23/11). 

Walaupun, juga ada pernyataan dari Gubernur BI Perry Warjiyo bahwa langkah BI masih akan sangat bergantung dengan perkembangan data. 

Baca Juga: BI Bersiap Merespons Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Meski demikian, Enrico membuka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin (bps) lagi pada kuartal I-2024. 

Sehingga dengan demikian, suku bunga acuan BI mungkin berada di kisaran 6,25% setidaknya hingga akhir kuartal III-2024. 

“Kemungkinan besar, angka tersebut akan menjadi terminal rate untuk siklus kenaikan suku bunga saat ini,” tegasnya. 

Kemungkinan ini dengan menimbang, ketidakpastian pasar keuangan global juga arah suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang masih akan bertahan dalam suku bunga tinggi untuk beberapa waktu ke depan. 

Juga ada risiko mengenai perlambatan ekonomi China, serta ketegangan geopolitik yang mendorong kenaikan harga pangan dan harga energi global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×