kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi Energi Jadi Kunci Menahan Kenaikan Angka Kemiskinan


Minggu, 22 Januari 2023 / 15:16 WIB
Subsidi Energi Jadi Kunci Menahan Kenaikan Angka Kemiskinan
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan anggaran subsidi energi dianggap tepat menahan kenaikan angka kemiskinan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meyakini kebijakan menaikkan anggaran subsidi energi pada tahun 2022 dianggap tepat dalam menahan kenaikan angka kemiskinan pada September 2022.

Sebab, kenaikan angka kemiskinan sangat erat kaitannya dengan kenaikan inflasi. Namun, jika dibandingkan dengan banyak negara lainnya, seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Eropa yang mencatatkan rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir, kenaikan inflasi di Indonesia jauh lebih moderat.

Hal ini terutama karena peran krusial APBN sebagai peredam gejolak (shock absorber) inflasi global melalui mekanisme subsidi energi dan alokasi belanja stabilisasi harga pangan.

Asal tahu saja, tingkat kemiskinan September 2022 tercatat sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Tingkat kemiskinan ini naik tipis dari Maret 2022 (9,54%) tetapi lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan pada September 2021 (9,71%).

Baca Juga: BPS Catat Garis Kemiskinan Mengalami Kenaikan Tertinggi dalam 9 Tahun Terakhir

Ambang batas garis kemiskinan pada September 2022 meningkat sebesar 5,95% menjadi Rp535.547 dari sebelumnya Rp505.468 pada Maret 2022.

"Keputusan pemerintah untuk menaikkan subsidi energi menjadi Rp 551 triliun menjadi faktor utama menjaga angka kemiskinan. Selain juga gerak cepat menurunkan inflasi pangan,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan tertulis, Kamis (19/1).

Dengan inflasi bahan pangan (volatile food) yang menunjukkan tren penurunan signifikan dari September 2022 (9,0%, yoy) hingga Desember 2022 (5,6%, yoy), ke depan tingkat kemiskinan juga diperkirakan dapat kembali turun.

Hal ini didukung pula dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan. Terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2022 meningkat mencapai 68,63%, hal ini akan mendorong perbaikan pendapatan masyarakat.

Ke depan, Febrio mengatakan, pemerintah akan terus menjaga momentum penurunan inflasi dan mengakselerasi realisasi belanja pada kuartal I-2023 untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Inflasi Hingga Stunting Jadi Fokus Pemerintah Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×