kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Study kelayakan dan desain enam tol dalam kota diperbaiki


Kamis, 21 April 2011 / 11:31 WIB
Study kelayakan dan desain enam tol dalam kota diperbaiki
ILUSTRASI. Penyakit herpes ditandai dengan gejala munculnya ruam kemerahan.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kemacetan lalu lintas di Jakarta bakal semakin parah. Pasalnya, rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun enam ruas tol dalam kota masih jauh dari harapan.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Abdul Ghani Gazali mengatakan, studi kelayakan (feasibility study) dan rencana desain enam ruas tol dalam kota harus diperbaiki. Dengan adanya perbaikan ini berarti proyek tersebut belum bisa ditawarkan ke investor.

Bahkan, proyek tersebut bukan termasuk salah satu prioritas pembangunan hingga 2014. Pasalnya, proyek yang akan dibangun dalam rentang 2009-2014 adalah program prioritas yang didaftarkan pada rencana strategis (renstra) BPJT.

Renstra BPJT 2009-2014 pun hanya memuat 20 ruas yang telah menandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol (BPJT) dan empat ruas tol baru yang hingga saat ini masih menunggu kejelasan regulasi baru tentang pengadaan lahan.

Dalam buku pedoman kerja sama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP) yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pun, enam ruas tol terdalam itu masuk ke dalam klasifikasi proyek potensial, bukan prioritas.

Rencananya, enam ruas tol terdalam itu diusulkan untuk menambah rasio jalan di DKI Jakarta dengan penambahan lajur untuk angkutan massal (busway). Proyek yang diperkirakan membutuhkan biaya senilai Rp23,17 triliun itu masih menjalani proses kajian dan perumusan desain oleh Himpunan Pengembangan Jalan Tol (HPJI).

Sebelumnya, Ketua HPJI Pusat Hermanto Dardak yang juga Wakil Menteri Pekerjaan Umum mengaku, perumusan desain, kajian proyek, dan payung hukum rencana tersebut belum rampung. "Sampai sekarang belum selesai," ujar dia.

Proyek yang diproyeksikan memiliki panjang 72,53 km itu akan melintasi lahan dan aset milik DKI Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah pusat menilai pengusahaan proyek itu nantinya lebih baik jika dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) yang berada di bawah kendali Pemprov DKI Jakarta.

Namun, rencananya proyek enam ruas tol terdalam itu tidak akan masuk ke dalam daftar renstra Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Program itu ditangani oleh PT Jakarta Propertindo (badan usaha milik daerah DKI Jakarta)

Enam ruas tol terdalam itu nantinya akan memiliki konstruksi melayang (elevated) karena pertimbangan keterbatasan lahan. Proyek itu antara lain Pasar Minggu-Casablanca 9,5 km, Ulujami-Tanah Abang 8,26 km, Rawa Buaya-Sunter 22,6 km, Sunter-Pulo Gebang 10,8 km, Kemayoran-Kampung Melayu 9,66 km, dan Kampung Melayu-Tomang 11,38 km.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×