Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indonesia memiliki peranan penting pada Voluntary Carbon Market (VCM) Asia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, sejak tahun 2016 hingga 2020, Indonesia berkontribusi pada VCM Asia hingga 15% (31.7MTon CO2e) dengan estimasi nilai transaksi offset karbon sebesar US$163 juta.
Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menjadi penyedia kredit karbon berbasis alam dengan mekanisme offset mencapai 1.3 giga ton CO2e senilai US$ 190 miliar.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam High-Level Roundtable On Voluntary Carbon Markets dengan tema “Unlocking High Integrity Carbon Markets”.
Acara yang diselenggarakan pada Senin (4/12) ini merupakan inisiasi COP 28 Presidency dan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) untuk membahas peran VCM dalam keuangan iklim serta mencapai transisi net-zero.
Baca Juga: Ini Empat Kesepakatan Penting yang Diteken PLN dalam COP 28
Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa dari sisi kredit karbon berbasis teknologi yang mulai diperdagangkan pada Indonesia Carbon Exchange (IDX Carbon) per 25 Oktober 2023, tercatat sebanyak 464,843 ton CO2e diperdagangkan dengan nilai Rp 69.900/unit karbon (US$ 4.43/ton CO2e) yang nilainya total mencapai US$ 1,85 juta.
"Ini menunjukkan potensi ke depan yang masih luar biasa besar. Kemenkeu sendiri memiliki peran penting dalam pengembangan pasar karbon, tak hanya menjadi katalisator dalam pengembangan pasar karbon yang efektif dan efisien,” tutur Sri Mulyani dalam postingan Instagramnya @smindrawati, Selasa (5/12).
Disamping itu, bendahara keuangan negara ini juga menyampaikan, Kemenkeu juga mendorong investasi rendah karbon dan percepatan transisi menuju masa depan yang lebih sustainable.
Selain itu, Kemenkeu juga terus berupaya meningkatkan mobilisasi dari pasar internasional melalui kebijakan perdagangan karbon lintas batas bersama kementerian lain khususnya KemmeterianLHK.
“Tentu, segala upaya ini tidak hadir tanpa tantangan. Namun itulah fungsi dari fora seperti ini. Bersama menemukan titik tengah serta solusi dari beragam tantangan yang kita hadapi,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: China dan India Jadi Penyumbang Emisi Karbon Global Terbesar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News