kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani turun ke lapangan lihat dana desa


Rabu, 23 Agustus 2017 / 21:03 WIB
Sri Mulyani turun ke lapangan lihat dana desa


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - Dana desa yang sempat diselewengkan beberapa pihak membuat pemerintah turun tangan. Kali ini dengan melihat langsung penggunaan dana desa tersebut. Maklum, anggaran dana desa tahun ini terbilang jumbo, sekitar Rp 60 triliun.

Kali ini Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat langsung penggunaan dana desa di Ponggok, Klaten. Dalam kunjungannya tersebut, Sri Mulyani menyatakan bahwa pengelolaan dana desa di sana terbilang sukses.

"Ini akan meningkatkan aset produktif dari masyarakat di sini. Dan ini sebagai contoh yang berhasil, karena kami lihat komitmen dari pimpinan dan masyarakatnya. Sekarang tiap desa mendapatkan anggaran dari pemerintah. Kalau Ponggok bisa yang lain harusnya juga bisa," ungkap Sri Mulyani di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (23/8).

Kepala Desa Ponggok Junaedhi Mulyono mengatakan, alokasi dana desa yang disalurkan pemerintah salah satunya digunakan untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Adanya BUMDes ini mampu mendongkrak pendapatan masyarakat di desa tersebut.

“Ada warung dari BUMDes untuk masyarakat berdagang, dari dana desa di 2015. Dana desa 2015 Rp 300 juta sekian, kemudian Rp 600 juta di 2016, sekarang Rp 800 juta. Mimpi kami mengembangkan holding yang ada di BUMDes," ujarnya.

Dari pengembangan BUMDes ini, lanjut dia, pada 2016 Desa Ponggok berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 10,3 miliar. Dari keuntungan tersebut sebagian dikembalikan lagi sebagai penerimaan desa.

"Di 2016 kami dapat keuntungan Rp 10,3 miliar. Awalnya pada 2013 hanya Rp 211 juta pada 2013. Di 2017 ini target kami Rp 15 miliar,” ucapnya.

Selain itu, melalui penerimaan ini, desa Ponggok telah memiliki program sosial guna membantu ekonomi masyarakat. Salah satunya yaitu satu kepala keluarga (KK) mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 300.000 per bulan untuk program satu rumah satu mahasiswa.

"Semua penduduk juga sudah punya ATM jadi tinggal transfer saja. Satu rumah satu sarjana itu juga keprihatinan kami, sekarang ini ada 43 sarjana di desa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×