kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sri Mulyani sebut outlook pembiayaan utang di 2020 sebesar Rp 1.439,8 triliun


Senin, 04 Mei 2020 / 11:59 WIB
Sri Mulyani sebut outlook pembiayaan utang di 2020 sebesar Rp 1.439,8 triliun
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pelantikan Kepala BKF di Jakarta (3/4/2020).


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan outlook pembiayaan utang di tahun 2020 senilai Rp 1.439,8 triliun.

Besarnya beban pembayaran utang ini, sejalan dengan berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah demi menanggulangi dampak wabah virus Corona.

Baca Juga: Sri Mulyani ungkap strategi umum pembiayaan APBN 2020 di tengah wabah corona

Adapun rincian outlook utang tersebut terdiri atas pembiayaan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar Rp 852,9 triliun, pembiayaan investasi senilai Rp 153,5 triliun, serta pembiayaan utang jatuh tempo Rp 433,4 triliun.

"Pembiayaan investasi Rp 153,5 triliun ini adalah termasuk apa yang sering disebut pandemic bond, yaitu surat berharga yang kita keluarkan atau kita terbitkan di dalam rangka untuk pemulihan ekonomi nasional menghadapi pandemi Covid-19 ini," ujar Sri di dalam agenda rapat virtual, Kamis (30/4).

Kemudian, diuraikan sumber pembiayaan utang ini berasal dari penarikan pinjaman sebesar Rp 150,5 triliun, serta penerbitan surat berharga negara (SBN) senilai Rp 1.289,3 triliun.

Baca Juga: Mendag Agus Suparmanto minta pasar rakyat tetap beroperasi meski PSBB

Jumlah penerbitan SBN tersebut, telah dikurangi realisasi penerbitan sampai dengan Maret 2020 mencapai Rp 221,4 triliun, program pemulihan ekonomi nasional senilai Rp 150 triliun, serta penurunan giro wajib minimum (GWM) senilai Rp 105 triliun.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×