Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti perusahaan untuk terus menjaga neraca keuangan di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pesan tersebut Sri Mulyani sampaikan kepada para CEO dari berbagai perusahaan yang hadir dalam agenda Kompas100 CEO Forum ke-14, Rabu (1/11).
Kekhawatiran tersebut disampaikan Sri Mulyani, apabila perusahaan memiliki eksposur utang dalam denominasi dolar AS. Dengan pelemahan nilai tukar tersebut, beban utang perusahaan berpotensi meningkat.
“Tolong di lihat neraca keuangannya jadi para CEO perusahaan, tolong panggil Chief Financial Officer (CFO) dan tanyakan exposurenya (utang) ada nggak terhadap perubahan yang sangat berubah cepat,” ungkapnya.
Baca Juga: Pengusaha Mulai Was-was dengan Prospek Sektor Manufaktur ke Depan
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini indeks dolar AS(DXY) sudah menyentuh 106. Dia menambahkan, dampak dari penguatan dollar AS, tidak hanya berdampak pada rupiah tetapi juga berdampak pada mata uang negara lainnya.
Meski begitu, untuk menghadapi pelemahan rupiah tersebut, Sri Mulyani bersama Bank Indonesia terus berkoordinasi menjaga stabilitas ekonomi makro, juga dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus memantau apakah sektor keuangan dalam negeri cukup resilient terhadap tekanan yang luar biasa.
Untuk diketahui, Kurs rupiah di pasar spot tak mampu bangkit dari tekanan hingga akhir perdagangan hari ini. Rabu (1/11), rupiah spot ditutup di level Rp 15.936 per dolar AS.
Ini membuat rupiah spot melemah 0,32% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.885 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News