Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap momentum Lebaran dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini. Terutama, lantaran menurutnya mudik tahun ini moda transportasi darat lebih banyak dimanfaatkan sehingga memiliki dampak lebih luas terhadap aktivitas perekonomian.
Sri Mulyani mengatakan, Lebaran memang menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi. Tambah lagi, awal tahun ini juga terdapat momentum pemilihan umum yang turut menjadi penyumbang bagi laju pertumbuhan ekonomi.
“Secara perhitungan, tentu karena kemarin selama beberapa bulan dihadapkan suasana pemilu, kita berharap suasana di dalam Lebaran menimbulkan momentum confidence. Kuartal satu kemarin, growth kita masih cukup bagus dan konsumsi masih di atas 5%, jadi kita berharap ini akan tetap bertahan karena kemarin harga-harga tetap stabil,” ujar Sri Mulyani saat ditemui di kediaman dinasnya pada acara open house Lebaran, Rabu (5/6).
Terpacunya pertumbuhan ekonomi, lanjutnya, juga tak terlepas dari lebih banyaknya perjalanan darat yang menjadi pilihan mudik masyarakat di tahun ini.
“Kalau kita lihat modus untuk perjalanan masyarakat banyak yang sekarang menggunakan jalan darat. Spill-over-nya kepada ekonomi di masing-masing kota tujuan diharapkan lebih banyak,” ujar dia.
Masifnya aktivitas perekonomian sepanjang pekan Lebaran, menurut Sti Mulyani, juga akan semakin terdukung dengan situasi mudik yang lancar, bebas dari masalah kemacetan parah. Dengan demikian, masyarakat dapat memiliki lebih banyak waktu untuk bersilaturahmi yang berujung pada kegiatan konsumsi yang meningkat.
Selain itu, Sri Mulyani juga berharap, denyut perekonomian tak hanya berpusat di Pulau Jawa kendati kegiatan mudik masyarakat banyak dilakukan di seputar pulau ini. “Tapi saya juga ada lihat bahwa spill-over-nya sudah sampai ke daerah lain, jadi dampaknya positif ke seluruh pelosok Indonesia,” pungkasnya.
Sri Mulyani menegaskan, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sejauh ini masih positif, yaitu 5,07% pada kuartal I-2019. Sebab, sentimen dan tekanan menyelimuti perekonomian global tidaklah mudah di sepanjang tahun ini.
Stabilitas makroekonomi, menurut dia, tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini. “Dibanding negara emerging yang lain, kita masih tetap bisa growth-nya tinggi, inflasi rendah, meskipun terjadi kurs rupiah yang mengalami volatibilitas karena adanya capital flow yang juga volatile karena terdampak global,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News