kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Beberkan Pembiayaan Utang Hingga Pertengahan Maret 2024 Turun Tajam


Senin, 25 Maret 2024 / 14:05 WIB
Sri Mulyani Beberkan Pembiayaan Utang Hingga Pertengahan Maret 2024 Turun Tajam
ILUSTRASI. Realisasi pembiayaan utang baik melalui penerbitan surat utang atau pinjaman sudah mencapai Rp 72 triliun hingga 15 Maret 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pembiayaan utang baik melalui penerbitan surat utang atau pinjaman sudah mencapai Rp 72 triliun hingga 15 Maret 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dari realisasi pembiayaan utang tersebut di antaranya diperoleh melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) neto mencapai Rp 72 triliun atau 10,5% dari target Rp 666,4 triliun.

Kemudian berasal dari pinjaman neto Rp 1,9 triliun atau 10,1% dari target sebesar Rp 18,4 triliun dalam APBN.

Baca Juga: Antisipasi Gejolak Pasar Uang Global, Pemerintah Pilih Tarik Utang di Awal Tahun

“Angka ini kalau dibandingkan tahun lalu 15 Maret, maka pembiayaan utang kita turun tajam,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (25/3).

Adapun pada 15 Maret 2023 realisasi pembiayaan utang mencapai Rp 181,4 triliun. Artinya pembiayaan utang hingga 15 Maret 2024 ini turun 60,3% year on year (yoy). Penerbitan SBN juga turun 58,6% yoy atau tahun lalu mencapai Rp 169,5 triliun, dan pinjaman neto juga turun 84,5% yoy atau tahun lalu mencapai Rp 11,9 triliun.

Sri Mulyani menyebut, pemenuhan target pembiayaan hingga 15 Maret masih on track atau sesuai dengan yang direncanakan, di tengah kondisi pasar keuangan yang masih volatile.

Baca Juga: Menakar Dampak Turunnya Suku Buka Global Terhadap Penerbitan Global Bond

“Kita akan terus menjaga dalam pelaksanaan pembiayaan ini masih tetap terjaga berdasarkan kondisi pasar uang dan pasar obligasi yang sangat dipengaruhi oleh kondisi dari ekonomi global dan sentimen, agar tidak terimbas pada pembiayaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, strategi pembiayaan utang juga akan dilakukan secara fleksibel dan oportunistik meliputi aspek waktu, besaran, tenor, dan instrumen campuran, serta currency mix. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×