kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Beberkan Munculnya Fenomena Deindustrialisasi di Indonesia


Rabu, 01 November 2023 / 19:28 WIB
Sri Mulyani Beberkan Munculnya Fenomena Deindustrialisasi di Indonesia
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers terkait pertemuan ASEAN Tingkat Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (AFHMM) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). Pertemuan tersebut di antaranya membahas penggalangan dana di kawasan ASEAN untuk mengatasi permasalahan kesehatan seperti pandemi di masa depan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan saat ini sedang terjadi fenomena penurunan kinerja sektor manufaktur yang hampir terjadi di seluruh negara dunia, termasuk Indonesia.

Menurutnya, penurunan kinerja di sektor manufaktur ini disebabkan oleh industri jasa yang berkembang pesat.

“Hampir semua negara mengalami penurunan industri manufaktur, karena industri jasa memang berkembang sangat cepat sekali di era digitalisasi ini,” katanya dalam agenda Kompas100 CEO Forum ke-14, Rabu (1/11).

Baca Juga: Daya Beli Menurun, Indeks Kepercayaan Industri Melambat pada Oktober 2023

Dia menambahkan, era digitalisasi yang sedang berkembang pesat saat ini, telah mendorong perubahan pada berbagai sektor, seperti sektor  jasa atau services secara signifikan. Padahal dahulu, sektor jasa hanya dikaitkan dengan bidang keuangan atau perdagangan saja.

Fenomena tersebut, kata Dia, seolah-olah sektor jasa mengambil alih sektor manufaktur, sementara perkembangan di sektor manufaktur menjadi kecil.

Di sisi lain, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa peranan digitalisasi juga turut mempengaruhi penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur.

“Dari sisi penciptaan lapangan kerja, banyak manufaktur sekarang pakai robotik. Jadi memang peranan dari teknologi ini akan mempengaruhi struktur dari suatu industri,” ungkapnya.

Baca Juga: Jalin Kolaborasi, Kemenperin Perkuat Ekosistem Industri TPT Nasional

Lebih lanjut, sebagai upaya mencapai Indonesia Emas di 2045, pemerintah juga terus berkomitmen dalam mencetak tenaga kerja yang produktif dan berdaya saing tinggi. 

Menurutnya faktor produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia  merupakan kunci utama jika industri manufaktur mau digenjot.

Oleh karena itu, dari sisi fiskal Kementerian Keuangan telah menyediakan berbagai instrumen untuk mendorong industri dalam negeri, di antaranya, insentif perpajakan, juga dari sisi belanja, baik terkait SDM, infrastruktur, hingga memperbaiki birokrasi. 

Baca Juga: Kemenperin: Industri Manufaktur Tanah Air Mengalami Tekanan Cukup Berat

 “Untuk bisa menjadi negara maju, kalau negara itu produktivitasnya rendah, dari sisi ekonomi itu dihitung dengan yang biasa disebut total factor productivity, bagaimana setiap orang atau labor menghasilkan output yang lebih banyak, itu tadi apa pendidikannya, skill, maupun dari sisi bisa menciptakan nilai tambah di dalam negeri,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×