Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
Diantaranya adalah kualitas pendidikan yang belum optimal, skor PISA (Programme for International Student Assessment) yang terus menurun sejak 2009, kompetensi guru antarprovinsi yg belum merata, serta porsi perhatian golden moment atau pendidikan anak usia dini yang belum memadai.
Tak hanya itu, ia juga menegaskan agar persoalan mismatch keterampilan dengan kebutuhan dunia kerja perlu diatasi. Untuk itu, upaya reformasi diarahkan pada peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Baca Juga: Inilah dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional Rp 318 triliun yang siap diguyurkan Sri Mulyani
Hal ini dilakukan, antara lain dengan transformasi kepemimpinan sekolah, transformasi pendidikan dan guru, penyederhanaan kurikulum, adopsi standar global dan pengokohan karakter bangsa, serta kemitraan pemerintah pusat daerah dan masyarakat sipil.
"Dampak Covid-19 membuka fakta, bahwa perlu dilihat lagi pola hubungan pusat dan daerah di dalam melakukan pembangunan nasional. Langkah-langkah penanganan Covid-19 menunjukann bagaimana pentingnya sinergi fiskal, dalam mendukung penyelenggaraan pemeritahan dan pembangunan," kata Sri Mulyani .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News