Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selain kembali menyelidiki kasus korupsi penjualan kondensat antara SKK Migas dan PT Trans Pacific Peterochemical Indotama (TPPI), Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri juga membuka lagi kasus proyek cetak sawah di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Untuk memulai proses penyidikan, Kepala Bareskrim Polri Inspektur Jenderal Polisi Budi Waseso memastikan akan memanggil mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan serta seluruh orang nomer satu di semua BUMN terkait. "Semuanya yang ada kaitan dengan masalah tersebut, penyidik sudah membuat jadwal pemeriksaan," kata Budi melalui pesan singkat, kepada KONTAN, Senin kemarin (1/6).
Budi menjelaskan, keterangan Dahlan diperlukan karena Dahlan adalah orang nomer satu di BUMN saat proyek ini berjalan. Proyek petak sawah ini merupakan proyek patungan beberapa BUMN, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Sang Hyang Seri, PT Hutama Karya, PT Indra Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT Yodya Karya.
Asal tahu saja, sebelumnya Bareskrim Polri sudah memanggil mantan orang nomor satu di PT Pertamina Karen Agustiawan dan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Hendi Priyosantoso. Sayang, keduanya kompak mangkir.
Saat ini Karen dikabarkan sedang berada di Amerika Serikat untuk mengajar di salah satu universitas ternama. Namun jika keduanya tidak datang pada panggilan kedua, Bareskrim maka akan dijemput paksa. “Pasti, semua sesuai ketentuan,” kata Budi.
Bareskrim Mabes Polri mengaku sudah menyelidiki kasus ini sejak beberapa bulan lalu. Berdasarkan data kepolisian, proyek cetak sawah bernilai Rp 317 miliar itu dikerjakan oleh PT Sang Hyang Seri. Kemudian proyek ini dilimpahkan ke PT Hutama Karya, PT Indra Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT Yodya Karya. PI kesulitan pembayaran kepada pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News