kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Soal Kapan Masyarakat Bisa Lepas Masker, Ini Jawaban Menkes


Selasa, 31 Mei 2022 / 17:10 WIB
Soal Kapan Masyarakat Bisa Lepas Masker, Ini Jawaban Menkes
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Sadikin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah adanya pelonggaran penggunaan masker di tempat terbuka, kini publik bertanya mengenai kapan masyarakat dapat lepas dari masker. Hal ini terkait dengan langkah transisi dari pandemi ke endemi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pandemi menjadi endemi tidak dapat diputuskan sendiri oleh Indonesia. Pasalnya pandemi bersifat global yang tak hanya terjadi di Indonesia saja.

"Masker ini, saya menekankan sekali lagi pandemi menjadi endemi, karena ini sifatnya pandemi global ya bukan pandemi di Indonesia saja, itu memang akan terjadi kalau sudah dikoordinasikan dengan WHO, sekali lagi karena ini pandemi global, Indonesia tidak bisa mengambil keputusan sendiri," kata Budi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (31/5).

Baca Juga: Cegah Vaksin Kedaluwarsa, Jokowi Minta Percepat Pemberian Booster

Budi menjelaskan, faktor yang paling menentukan pandemi menjadi endemi adalah faktor kesadaran masyarakat. Terutama bagaimana protokol kesehatan (prokes) diterapkan masyarakat tanpa paksaan.

"Serta kalau dia sakit mesti ngapain, pengobatannya juga dilakukan sendiri, sehingga tidak ada pemaksaan dari pemerintah. Karena masyarakat sudah tau sendiri dan itu sebenarnya adalah cara menjaga kesehatan yang paling baik, cara menjaga kesehatan yang paling baik adalah kita diri sendiri menjaga kesehatan kita," imbuhnya.

Maka dihubungkan dengan pemakaian masker, Ia menyebut secara gradual, arahan yang diberikan Presiden artinya bukan mengendurkan tetapi mendidik masyarakat. Dimana masyarakat diminta agar mampu mempertimbangkan sendiri apakah mereka merasa perlu pakai masker atau tidak.

"Jadi temen-temen nanti bisa merasakan, kalau ini masyarakat sudah siap, kaya teman-teman wartawan disini oh semuanya masih merasa nyaman pakai masker karena ini ruangan tertutup pakai AC, dan orangnya banyak, pakai masker. Tapi kalau ruangan tertutup di rumah keluarga sendiri yang semuanya tahu kita sehat, ya buka masker walaupun di ruangan tertutup," jelas Budi.

Baca Juga: Gudang Penyimpanan Penuh, Pemerintah Akan Musnahkan Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa

Kemampuan masyarakat untuk mempertimbangkan penggunaan masker tersebut, menunjukkan bahwa masyarakat sudah siap untuk menerapkan prokes sesuai pemahaman mereka.

Budi menganalogikan ketika seseorang sedang flu dan tidak enak badan kemudian kondisi sedang hujan, maka otomatis orang tersebut akan menggunakan payung ketika di luar. Maka hal tersebutlah yang disebut kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes untuk kesehatan diri sendiri tanpa diatur pemerintah.

Transisi pandemi ke endemi secara bertahap ialah, pemerintah akan memindahkan tanggungjawab untuk mengelola kesehatan masyarakat ke masing-masing individu. Apabila tahapan tersebut berhasil dengan masyarakat yang telah memahami, menjaga kesehatannya sendiri khususnya untuk pencegahan Covid-19 maka itu menjadi ciri telah memasuki endemi.

"Masyarakat sudah paham, sudah teredukasi dengan baik, sudah memahami bagaimana prokes seharusnya, sudah memiliki judgment kapan mesti melakukan apa. Itu adlh ciri-ciri penyakit yang sudah menjadi endemi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×