kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Soal Blok West Madura, DPR mengaku kecolongan


Kamis, 28 April 2011 / 16:37 WIB
Soal Blok West Madura, DPR mengaku kecolongan
ILUSTRASI. Vials of investigational coronavirus disease (COVID-19) treatment drug remdesivir are capped at a Gilead Sciences facility in La Verne, California, U.S. March 18, 2020. Picture taken March 18, 2020. Gilead Sciences Inc/Handout via REUTERS. NO RESALES. NO


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Anggota DPR Mustafa Kamal mengaku kocolongan atas pengelolaan Blok West Madura yang akan memasuki kontrak baru pada 7 Mei mendatang. Dia tak menyangka kontrak baru blok tersebut dilakukan saat anggota DPR reses.

Dengan demikian, dia mengatakan DPR tidak memiliki kesempatan untuk meminta konfirmasi ke pemerintah. Selanjutnya, politisi PKS ini berjanji akan menyampaikan surat terbuka kepada pemerintah atas pengelolaan blok minyak tersebut. "Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait," katanya, Kamis (28/4).

Asal tahu saja, pada 7 Mei 2011 nanti kontrak pengelolaan Blok West Madura akan berakhir. Pertamina sudah menyatakan minatnya untuk melanjutkan pengelolaan blok yang kini masih dikelola oleh perusahaan Korea Kodeco.

Rebutan pengelolaan Blok West Madura ini mencuat ketika pemerintah menyetujui perubahan kepemilikan hak partisipasi di blok tersebut di mana 25% hak Kodeco Energy Ltd. dialihkan sebanyak 12,5% kepada PT Sinergindo Citra Harapan, sementara 12,5% dari 25% hak partisipasi CNOOC Madura Ltd dialihkan ke Pure Link Investment Ltd.
Dengan demikian, kepemilikan blok tersebut menjadi: Pertamina 50%, Kodeco 12,5%, CNOOC 12,5%, Sinergindo 12,5%, dan Pure Link 12,5%.

Tetapi, Kodeco masih berpeluang menjadi operator Blok West Madura Offshore. Penjualan hak partisipasi Kodeco dan CNOOC masing-masing sebesar 12,5% ke PT Sinergindo Citra Harapan dan Pure Link Investment Ltd menjadi sinyal kuat berlanjutnya pengelolaan blok tersebut ke Kodeco.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×