Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Herry Gunawan mengatakan bahwa seharusnya tidak ada pembagian keuntungan di Badan Pengelola Investasi Dana Anagata (BPI Danantara).
Herry menjelaskan, pasalnya sejauh ini pemegang saham BUMN adalah negara sehingga keuntungan yang didapatkan semestinya bakal kembali lagi ke negara.
“Seharusnya tidak ada pembagian keuntungan. Pemegang saham BUMN kan tetap negara, jadi ya harus tetap disetor ke negara. Nanti Danantara mengolah bagian laba yang ditahan agar bisa lebih besar lagi,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (4/2).
Di sisi lain, Herry mengungkapkan, skenario peran BUMN yang tertuang di dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Menteri BUMN bakal didapuk menjadi Kepala Dewan Pengawas Danantara.
Baca Juga: Soal Isu Erick Jadi Dewan Pengawas Danantara, Dasco Ungkap Hal Ini
Menurutnya, hal tersebut seperti halnya pemegang saham, namun bila hal tersebut benar terjadi, kata Herry, artinya posisi Danantara akan berada di bawah Kementerian BUMN.
Namun dia menegaskan, hal itu terjadi apabila asumsi yang diskenariokan dalam DIM tersebut di sahkan.
“Ini menandakan Kementerian BUMN jadi semakin besar dan kuasa, karena kepala Danantara dipilih dan diangkat oleh presiden, sekarang justru dikooptasi oleh Kementerian BUMN yang menjadi pemberi persetujuan terakhir dari kegiatan strategis Danantara,” tegasnya.
Herry menuturkan, Danantara tentunya bisa sebesar Temasek kepunyaan Singapura dan Khazanah Nasional milik Malaysia. Hanya saja, kata dia, yang perlu diperjelas adalah aset jumbo tersebut dalam bentuk kas dan setara kas atau dalam bentuk aset.
“Kalau dengan tujuh BUMN yang sudah dipanggil, asetnya kan lebih dari Rp 9.000 triliun, tapi kas dan setara kasnya di bawah Rp 900 triliun. Kas ini yang jadi modal awal untuk investasi dan bergerak,” tuturnya.
Lebih lanjut, Herry menambahkan, bila Danantara ingin menjadi sebesar Temasek dan Khazanah maka model bisnisnya bukan Danantara investasi sendiri, melainkan harus mengambil posisi sebagai katalisator yang juga menarik investasi.
“Menarik investasi baik lokal maupun asing. Dengan demikian, kapasitas modal untuk dukung investasi akan berlipat dan hasilnya lebih maksimal,” pungkasnya.
Selanjutnya: Kredit Perbankan ke Hilirisasi Industri Pengolahan Sawit Terus Meningkat
Menarik Dibaca: Pemesanan Tiket Kereta Api untuk Lebaran Telah Dibuka, Catat Jadwalnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News