kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Soal Pembentukan Danantara, Otonomi yang Luas dan Independen, Kunci Keberhasilan


Selasa, 05 November 2024 / 19:35 WIB
Soal Pembentukan Danantara, Otonomi yang Luas dan Independen, Kunci Keberhasilan
ILUSTRASI. ANALISIS - Toto Pranoto, Managing Director Lembaga Management FEB-UI. Rencana pembentukan Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) di Tanah Air, terus menuai sorotan.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana pembentukan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) di Tanah Air, terus menuai sorotan.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menjelaskan bahwa sejumlah syarat krusial yang harus dipenuhi agar Danantara dapat beroperasi secara optimal dan sejajar dengan SWF kelas dunia seperti Temasek kepunyaan Singapura.

“Pertama, secara hukum Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN perlu diamandemen untuk memastikan kelembagaan seperti Danantara bisa di absorb sebagai pengelola BUMN masa depan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).

Baca Juga: Punya Aset Jumbo, Danantara Harus Bebas dari Intervensi Politik

Kedua, kata Toto, proses transisi dari fungsi Kementerian BUMN sebagai regulator dan fungsi executing agency di Danantara, harus dilakukan secara bertahap dan jelas.

"(Lalu) perlu otonomi luas dan independen supaya kerja Danantara bisa optimal,” terangnya.

Toto membandingkan dua superholding BUMN milik Singapura yakni Temasek dan Government of Singapore Investment Corporation (GIC). Di mana, Temasek bisa mengelola portofolio investasi dan luar negeri. Sementara GIC, lanjut Toto, hanya berfokus pada portofolio investasi di luar negeri saja.

“Tujuan kedua SWF ini sama, yaitu meningkatkan total shareholder return bagi pemilik yaitu terutama pemerintah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Toto menambahkan, kehadiran Danantara sebagai SWF di Indonesia diharapkan mampu menggali potensi investasi lebih besar ke depan.

“(Selain itu) menarik foreign direct investment (FDI) juga bisa dilakukan dengan matching pada dana kelolaan yang dikerjakan oleh SWF Indonesia tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan bahan paparan profil Danantara, disebutkan perkiraan aset awal Danantara mencapai US$ 600 juta. Hal ini berpotensi menjadikan Danantara SWF terbesar keempat di dunia.

Baca Juga: Pembentukan Superholding BUMN Tak Serta Merta Meningkatkan Kinerja BUMN

Selanjutnya: BMKG Sebut Cuaca Ekstrem di Jatim Mungkin Terjadi dalam Sepekan ke Depan

Menarik Dibaca: Ristra Clinic Rayakan Kecantikan untuk Semua dengan Kampanye Terbaru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×