kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Soal Pembentukan Danantara, Otonomi yang Luas dan Independen, Kunci Keberhasilan


Selasa, 05 November 2024 / 19:35 WIB
Soal Pembentukan Danantara, Otonomi yang Luas dan Independen, Kunci Keberhasilan
ILUSTRASI. ANALISIS - Toto Pranoto, Managing Director Lembaga Management FEB-UI. Rencana pembentukan Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) di Tanah Air, terus menuai sorotan.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana pembentukan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) di Tanah Air, terus menuai sorotan.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menjelaskan bahwa sejumlah syarat krusial yang harus dipenuhi agar Danantara dapat beroperasi secara optimal dan sejajar dengan SWF kelas dunia seperti Temasek kepunyaan Singapura.

“Pertama, secara hukum Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN perlu diamandemen untuk memastikan kelembagaan seperti Danantara bisa di absorb sebagai pengelola BUMN masa depan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).

Baca Juga: Punya Aset Jumbo, Danantara Harus Bebas dari Intervensi Politik

Kedua, kata Toto, proses transisi dari fungsi Kementerian BUMN sebagai regulator dan fungsi executing agency di Danantara, harus dilakukan secara bertahap dan jelas.

"(Lalu) perlu otonomi luas dan independen supaya kerja Danantara bisa optimal,” terangnya.

Toto membandingkan dua superholding BUMN milik Singapura yakni Temasek dan Government of Singapore Investment Corporation (GIC). Di mana, Temasek bisa mengelola portofolio investasi dan luar negeri. Sementara GIC, lanjut Toto, hanya berfokus pada portofolio investasi di luar negeri saja.

“Tujuan kedua SWF ini sama, yaitu meningkatkan total shareholder return bagi pemilik yaitu terutama pemerintah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Toto menambahkan, kehadiran Danantara sebagai SWF di Indonesia diharapkan mampu menggali potensi investasi lebih besar ke depan.

“(Selain itu) menarik foreign direct investment (FDI) juga bisa dilakukan dengan matching pada dana kelolaan yang dikerjakan oleh SWF Indonesia tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan bahan paparan profil Danantara, disebutkan perkiraan aset awal Danantara mencapai US$ 600 juta. Hal ini berpotensi menjadikan Danantara SWF terbesar keempat di dunia.

Baca Juga: Pembentukan Superholding BUMN Tak Serta Merta Meningkatkan Kinerja BUMN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×