kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Skenario Terburuk BI, Ekonomi Dunia di 2023 Hanya Tumbuh 2,0%


Senin, 21 November 2022 / 11:12 WIB
Skenario Terburuk BI, Ekonomi Dunia di 2023 Hanya Tumbuh 2,0%
ILUSTRASI. Bank Indonesia proyeksi ekonomi tumbuh 2% di tahun 2023


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan ketidakpastian global yang masih membayang, Bank Indonesia (BI) melihat ada skenario terburuk untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2023. Dari skenario terburuk BI, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 diperkirakan hanya mentok 2,0%.

"Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2022 diperkirakan 3,0% secara tahunan (YoY), dan pada tahun 2023 akan melambat menjadi 2,6% YoY. Namun, ada risiko terburuk ekonomi dunia turun lagi menjadi 2% yoy," terang Gubernur BI Perry Warjiyo di hadapan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senin (21/11).

Potensi ini seiring dengan risiko sejumlah negara mengalami perlambatan ekonomi dan juga resesi, terutama Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Bahkan, Perry meneropong potensi resesi AS sudah mencapai 60%, pun di Eropa.

Selain itu, musim dingin pada tahun ini diperkirakan belum yang terburuk. Kondisi musim dingin makin memburuk pada tahun 2023, seiring dengan kondisi geopolitik yang masih terus memanas sehingga bisa makin mengganggu rantai pasok global.

Baca Juga: Suku Bunga Naik, Simak Skema Pendanaan Alternatif Bagi Para Emiten

Kondisi ini juga diperparah dengan masih tingginya inflasi yang masih tinggi. Inflasi tinggi bersumber dari harga energi karena pasokan energi yang terganggu akibat perang Rusia dan kondisi geopolitik. Selain itu, inflasi pangan juga tinggi sehingga mengganggu kesejahteraan rakyat.

"Dan kita tidak tahu, kapan perang Rusia ini akan berakhir, belum lagi ketegangan dagang AS dan China makin memanas, kondisi Taiwan makin memanas, juga ada rencana lockdown di China diperpanjang hingga pertengahan tahun depan. Ini pengaruhi kondisi global," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×