kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Dikritik Bank Dunia soal insentif pajak, begini tanggapan Kemenkeu


Kamis, 05 September 2019 / 19:52 WIB
Dikritik Bank Dunia soal insentif pajak, begini tanggapan Kemenkeu
Suahasil Nazara, Kepala BKF Kemkeu


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Dengan infrastruktur yang tercukupi, jumlah dan kualitas SDM yang memadai, serta keringanan perpajakan, pemerintah berharap dunia usaha bisa terpacu lebih cepat dalam mengembangkan aktivitas bisnisnya.

Ketiga aspek ini diharapkan menjadi landasan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi menuju negara maju pada 2045 mendatang.

“Kalau tiga hal ini sudah terpenuhi, investasi langsung (FDI) pun akan masuk. Masuknya FDI bersifat lebih sustainable dan akan memperbaiki perekonomian dalam jangka menengah panjang,” tandas dia.

Baca Juga: FDI enggan masuk ke Indonesia, Bank Dunia jelaskan alasannya

Sebelumnya, Bank Dunia melihat banyak dan besarnya insentif perpajakan bukan merupakan solusi utama yang efektif untuk memperbaiki daya saing Indonesia.

Reformasi terkait kredibilitas keterbukaan ekonomi, kepastian regulasi, dan sinergi aturan antara level pusat dan daerah menjadi tiga hal utama yang belum terwujud nyata pada ekosistem investasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×