CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Siap-siap, Dampak Burden Sharing ke Anggaran BI Akan Terasa di Tahun Ini


Selasa, 22 Maret 2022 / 18:11 WIB
Siap-siap, Dampak Burden Sharing ke Anggaran BI Akan Terasa di Tahun Ini
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Tahunan Bank Indonesia (BI) mencetak surplus pada tahun 2021. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh BI, surplus anggaran yang dicatat BI adalah sebesar Rp 26,12 triliun. 

Surplus ini sedikit menyusut dari surplus anggaran pada tahun 2020 yang sebesar Rp 26,26 triliun. Namun, kinerjanya cukup apik mengingat pada tahun 2021 BI masih membantu pemerintah dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. 

Seperti kita ketahui, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) III Menteri Keuangan dan Gubernur BI, BI masih akan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk program pemulihan ekonomi nasional atau acap disebut dengan istilah burden sharing. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kinerja anggaran yang masih moncer ini disebabkan oleh pembelian SBN sebesar Rp 215 triliun untuk penanganan program kesehatan yang baru dilaksanakan di akhir tahun. 

Baca Juga: Anggaran Tahunan BI Pada 2021 Surplus Rp 26,12 Triliun

Dengan kata lain, Perry menegaskan beban pembelian SBN pada tahun lalu masih belum terlihat karena pembelian baru dilakukan pada akhir tahun 2021. 

Baru, pada tahun 2022 beban pada anggaran BI akibat burden sharing akan terasa. Pasalnya, pembelian pada akhir tahun tersebut baru akan tercatat pada anggaran BI di tahun 2022. 

“Jadi beban Rp 215 triliun tersebut dilakukan pada akhir tahun sehingga belum ada di tahun lalu. Ini baru akan tercatat pada tahun ini. Nanti kami laporkan. Beban akan kelihatan di tahun ini. Siap-siap saja,” tutur Perry di hadapan komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (22/3). 

Meski kinerja anggaran akan lebih ngos-ngosan di tahun ini, BI menyampaikan kabar baik karena BI akan melakukan inovasi di bagian penerimaan, sehingga bisa meringankan beban tersebut. 

Ini juga didorong oleh pengelolaan cadangan devisa yang lebih baik sehingga penerimaan operasional akan lebih moncer. 

“Jadi kami akan inovasi lagi. Dengan cadangan devisa kami cari spread produk yang lebih bagus. Penerimaan operasional lebih baik karena inovatif dalam mencari investasi,” tandas Perry. 

Sebagai tambahan informasi, surplus anggaran BI terdiri dari total realisasi penerimaan ATBI 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 95,80 triliun, atau lebih besar dari realisasi total pengeluaran sebesar Rp 69,68 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×