Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan kekayaan negara dipisahkan (KND) hingga 30 Juni 2022 mencapai Rp 35,5 triliun atau tumbuh 122,9% year on year (yoy) jika dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 15,9 triliun.
Realisasi tersebut juga telah mencapai 95,7 % dari target yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022 sebesar Rp 37,1 triliun.
"Terimakasih kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada Direktorat Jenderal dan Kekayaan Negara (DJKN) yang menyegerakan pembayaran-pembayaran dividen dari pemegang saham di semester I sehingga terkumpul Rp 35,5 triliun," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam media briefing, Kamis (4/8).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu Kurnia Chairi mengatakan, pertumbuhan pendapatan tersebut utamanya berasal dari kenaikan setoran dividen BUMN perbankan dan sudah adanya setoran dividen dari PT Telkom Indonesia (Persero).
Baca Juga: Baru Empat Bank BUMN Setor Dividen
Ia memerinci, bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) merupakan BUMN perbankan yang menjadi penyumbang dividen terbesar yaitu Rp 14 triliun. Kemudian diikuti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 8,7 triliun, serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) sebesar Rp 7,6 triliun.
Sementara dari BUMN non perbankan, per akhir Juni 2022 dividen yang berhasil terkumpul adalah sebesar Rp 10,6 triliun, dimana PT Telkom merupakan penyumbang dividen terbesar yaitu Rp 7,7 triliun. Kemudian disusul PT Pelindo menyetorkan Rp 1,3 triliun, MIND ID Rp 900 miliar, PT Semen Indonesia Rp 522 miliar, dan Bio Farma sebesar Rp 150 miliar.
"Sisanya kecil-kecil ada, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) hanya sekitar Rp 150 miliar tidak sampai Rp 200 miliar ," tambahnya.
Oleh karena itu, dengan pencapaian pada Semester I, maka pemerintah hanya mengejar sisa Rp 1,6 triliun untuk mencapai target sebesar Rp 37,1 triliun. Namun realisasi tersebut belum semuanya terpenuhi, pasalnya belum semua BUMN menyetorkan dividen kepada negara, salah satunya adalah PT Pertamina (Persero).
Baca Juga: APBN Tak Lagi Bisa Andalkan Ekspor 2023
"Target kita kan sekitar Rp 37 triliun, ini kita masih tunggu setoran dividen dari Pertamina yang saat ini juga melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham. Mungkin dengan masuknya setoran dari Pertamina ini akan terpenuhi target Rp 37 triliun tadi," ungkap Kurnia.
Meski begitu, Kurnia menegaskan, pertumbuhan pendapatan KND yang cukup signifikan tersebut belum menggambarkan kinerja secara keseluruhan, mengingat realisasi pendapatan KND yang berasal dari dividen BUMN sangat bergantung pada jadwal pelaksanaan RUPS BUMN yang sangat mungkin berubah setiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News