kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setiap Investor yang Masuk ke Papua Wajib Berkolaborasi dengan UMKM


Rabu, 15 Juni 2022 / 21:22 WIB
Setiap Investor yang Masuk ke Papua Wajib Berkolaborasi dengan UMKM
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menghadiri Rapat Koordinasi Teknis Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se-Papua Barat, Rabu (15/6).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengingatkan agar setiap investor yang masuk ke Papua, wajib berkolaborasi dengan pengusaha lokal serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Papua, sehingga tercipta titik pertumbuhan ekonomi baru di daerah.

Hal ini diungkapkannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) se-Papua Barat, Rabu (15/06).

“Saya prihatin melihat kontraksi pertumbuhan Papua Barat. Hal ini menunjukkan kurangnya investasi masuk ke Papua. Membangun ekonomi wilayah itu seperti kereta api. Perlu lokomotif dan gerbong. Kita harus tarik investor besar dulu sebagai lokomotif, baru tarik pengusaha lokal dan UMKM sebagai gerbongnya,” ujar Bahlil dikutip dari keterangan resmi yang dihimpun Kontan.co.id, Rabu (15/6).

Dalam kesempatan tersebut, Pejabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw melaporkan pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada kuartal I tahun 2022 mengalami kontraksi sebesar -1,01%.

Baca Juga: Sejumlah Tantangan Menanti Menteri dan Wakil Menteri Baru Hasil Reshuffle

Hal tersebut menyebabkan angka pengangguran mengalami kenaikan angka sebesar 5,84% dengan tingkat kemiskinan menempati peringkat 10 dari 34 provinsi di Indonesia.

“Salah satu penyebab kontraksi ini adalah masih banyak pelaku usaha yang belum patuh menjalankan kewajibannya. Mungkin karena belum ada sanksi,” jelas Paulus.

Paulus meminta arahan kepada Bahlil terkait pemberian sanksi terhadap pelaku usaha yang tidak melakukan kewajiban.

Paulus juga mengharapkan adanya pembangunan energi listrik, transportasi, dan telekomunikasi yang dapat mendorong investasi di Papua Barat serta membangun program-program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga dapat menekan tingkat pengangguran di Papua Barat.

Baca Juga: Investor Asing Mendominasi Startup Lokal, BUMN Jangan Sampai Kalah Gesit

Menindaklanjuti hal tersebut, Bahlil akan melakukan rapat koordinasi antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Perhubungan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Gubernur Papua Barat, dan Bupati/Walikota di Provinsi Papua Barat untuk membahas lebih lanjut perihal pengembangan investasi di Papua Barat.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, total realisasi investasi tahun 2021 di Provinsi Papua Barat tercatat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 635,6 miliar dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 32,5 juta. Khusus untuk PMA, terjadi peningkatan signifikan sebesar 206,6% dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar US$ 10,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×