kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setelah bertemu investor Jepang, begini instruksi Jokowi ke Menhub


Rabu, 20 November 2019 / 17:51 WIB
Setelah bertemu investor Jepang, begini instruksi Jokowi ke Menhub
Presiden Joko Widodo menerima kedatangan sejumlah pengusaha Jepang di Istana Merdeka, Rabu (20/11).


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta agar proyek infrastruktur perhubungan dapat dipercepat penyelesaiannya.Terutama untuk proyek infrastruktur yang bekerja sama dengan Jepang. Hal itu disampaikan saat bertemu dengan Japan Indonesia Association (Japinda).

"Presiden menyampaikan secara umum minta pekerjaan dipercepat," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (20/11).

Baca Juga: Jepang tertarik garap proyek pemindahan ibu kota baru

Beberapa proyek infrastruktur perhubungan bekerja sama dengan pihak Jepang. Pada proyek pelabuhan Patimban ditargetkan dapat selesai 2028, tetapi diminta untuk dipercepat penyelesainya pada 2026.

Selain itu, ada pula proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase IIB dari Kota sampai Ancol. Pengerjaan MRT fase IIB ditargetkan mulai tahun 2020 mendatang dengan rencana penyelesaian tahun 2024 diharapkan dapat lenih cepat pada tahun 2023.

Begitu pula dengan pembangunan kereta semi cepat Jakarta - Surabaya. Proyek tersebut ditargetkan dapat dimulai pada tahun 2023 dan selesai 2026. "Kalau (kereta) Jakarta - Surabaya mulai 2023 selesai 2026, kalau bisa dimajukan satu tahun," terang Budi.

Baca Juga: Pemerintah janjikan kemudahan investasi kepada investor Jepang

Saat ini proyek kereta Jakarta - Surabaya masih dalam proses studi kelayakan atau feasibility study. Proyek yang awalnya dianggarkan sebesar Rp 60 triliun itu diperkirakan terjadi peningkatan anggaran menjadi Rp 100 triliun.

Karena masih dalam proses studi kelayakan, Budi bilang proyek tersebut masih belum mulai tender. Targetnya November 2020 mendatang seluruh proses selesai masuk tahap persiapan pengerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×