Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Saat melihat banyak pelaku usaha mikro di pedesaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses finansial saat berkunjung ke desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat. Pada 2009, Taufan meninggalkan pekerjaannya dan mendirikan Amartha dengan berbentuk microfinance atau lembaga keuangan mikro.
Pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi tekfinPp2P lending sebagai upaya menjangkau jutaan pelaku usaha mikro perempuan di pedesaan.
Di 2019, Amartha mengantongi izin usaha Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berhasil menyalurkan Rp1,6 triliun kepada lebih dari 340 ribu mitra di 5.400 pedesaan.
Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha menyatakan, "Amartha berbangga dan mendukung sepenuhnya atas dilantiknya Taufan, pendiri dan CEO Amartha sebagai Staf Khusus Presiden," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Berdasar pada pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan Taufan selama hampir 10 tahun di Amartha dan memajukan sektor UMKM, tentu dapat memberikan kontribusi, terobosan dan inovasi guna mendukung kemajuan ekonomi digital di Indonesiaā€¯.
Atas pencapaiannya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pertama, yaitu pengentasan kemiskinan.
Amartha menjadi tekfin dari Asia Tenggara yang mendapatkan penghargaan di SDG Finance Geneva Summit 2019 oleh United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB sebagai perusahaan yang masuk dalam kategori Growth Stage Impact Ventures (GSIV).
Amartha menjadi satu-satunya tekfin p2p lending yang menawarkan alternatif investasi yang memberikan keuntungan, sekaligus berdampak nyata pada peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News