Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Permintaan semen di Provinsi Sumatera Barat diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali lipat dari kondisi normal, seiring terjadinya bencana gempa bumi yang memorak-porandakan ‘bumi Minang’ tersebut.
Di waktu normal, Sumatera Barat menghabiskan setidaknya 58,3 ribu semen per bulan. “Hitungan kami akan terjadi permintaan naik dua kali lipat,” kata Dwi Soetjito Direktur Utama PT Semen Gresik selaku holding dari PT Semen Padang kepada KONTAN, Rabu (7/10).
Betul, akibat gempa yang melanda Sumatera Barat pekan lalu, banyak infrastruktur pemerintah, rumah, pertokoan, jalan, dan fasilitas umum mengalami rusak berat.
Sebagai konsekuensinya, Dwi memperkirakan, permintaan semen akan naik menjadi 110,6 ribu ton per bulan atau menjadi 1400 ribu ton per tahun. “Permintaan naik seiring adanya proses rehabilitasi dan rekonstruksi paska gempa,” tambah Dwi.
Namun, Dwi melanjutkan, naiknya permintaan tersebut masih di bawah angka produksi Semen Padang yang mencapai 6 juta ton per tahun.
Dengan begitu, kebutuhan semen di wilayah Sumatera Barat masih bisa dipenuhi oleh PT Semen Padang. Namun, untuk mewaspadai kekurangan pasokan di wilayah Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Bengkulu, Semen Padang akan menyiagakan semen dari PT Semen Gresik dan Semen Tonasa. “Untuk wilayah lain akan di cover anak usaha lainnya,” kata Dwi.
Sementara itu akibat gempa pekan lalu membuat Semen Padang harus mengeluarkan anggaran Rp 9 miliar hingga Rp 10 miliar untuk kebutuhan perbaikan pabrik. Namun dana itu tidak seluruhnya ditanggung oleh Semen Padang, tapi juga oleh asuransi.
Saat ini perbaikan alat produksi Semen Padang yang semula direncanakan selesai kemarin, mengalami penundaan dan baru bisa dilakukan Kamis besok (8/10).
Berdasarkan pengamatan KONTAN pada Selasa (6/10) lalu, akibat peristiwa gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang melanda Sumatera Barat, pabrik dan peralatan produksi Semen Padang mengalami kerusakan.
Salah satunya adalah alat pemindah semen dari daratan ke kapal. Alat tersebut terlihat roboh dan menimpa kapal bermerek ‘Jenifer’ yang sedang melakukan pengisian semen.
Menurut sumber di lapangan, kapal Jenifer sudah memuat 6000 ton semen curah dari alat pemindah semen, namun akibat gempa alat pemindah itu jatuh ke kapal sehingga menimbulkan kerusakan di bagian tengah kapal.
Rencananya kapal yang memuat semen itu akan berangkat ke pelabuhan Belawan, namun sayang kapal yang sudah diisi 6000 ton semen itu, terpaksa gagal berangkat dan harus merapat ke pelabuhan untuk diperbaiki. “Kapal itu sudah merapat ke pelabuhan, sehingga tidak mengganggu kapal lainnya,” kata Direktur Operasional PT Semen Padang, Munadi
Namun, menurut Dwi Soetjito, rusaknya alat pemindah semen tersebut, tidak akan mempengaruhi distribusi Semen Padang ke luar daerah. Pasalnya, PT Semen Padang memiliki delapan alat yang sama di pelabuhan Teluk Bayur. “Tidak ada masalah, yang terganggu cuma satu dan kami masih punya tujuh lagi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News