kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Selama Pemerintahan Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mentok di Level 5%


Rabu, 02 November 2022 / 14:36 WIB
Selama Pemerintahan Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mentok di Level 5%
Presiden Joko Widodo menggelar rapat bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju mengenai tindak lanjut dugaan kebocoran data pemerintah, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/09/2022). Selama Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mentok di 5%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

Artinya, proses penyembuhan ekonomi nantinya hanya mampu mengembalikan pertumbuhan ekonomi pada level sebelum pandemi yang rata-rata ada di kisaran 5%. Sehingga jika ingin keluar dari ‘jebakan’ pertumbuhan ekonomi di 5%, pemerintah perlu melakukan lebih ekstra lagi.

Rizal menambahkan, faktor lainnya yang menjadikan pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh di kisaran 5% adalah pada struktur ekonominya. Ia menjelaskan bahwa sektor industri pengolahan non-migas seharusnya menjadi salah satu sektor kunci utama untuk mendongkrak kinerja pertumbuhan ekonomi.

Sektor tersebut, kata Dia, harusnya bisa menjadi pembentuk nilai tambah terbesar dalam membentuk PDB nasional. Sektor pengolahan yang bisa diandalkan tersebut berbasis pada ketersediaan sumber daya alam.

Akan tetapi, sektor tersebut justru masih belum dioptimalkan oleh pemerintah, dan bahkan pertumbuhan sektor industri kian merosot sampai pada level di bawah 20% terhadap PDB. 

Menurutnya pemerintah malah lebih memilih mengembangkan sektor jasa, yang nilai tambahnya justru masih lebih rendah dari industri manufaktur. Oleh karena itu, Rizal menyarankan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6%, pemerintah perlu melakukan beberapa indikator. 

Baca Juga: Dorong Pemberdayaan UKM Aice Group Terima Indonesia Award 2022

Diantaranya, melakukan strategi efisiensi dan realisasi investasi yang semakin baik, kemitraan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA/PMDN) dengan pelaku usaha mikro yang juga perlu didorong.

Kemudian, memberikan fasilitas insentif bagi PMA/PMDN yang mampu menggerakkan ekonomi lokal dan nasional, serta industri manufaktur yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, baik pertanian maupun pertambangan/galian.

“Itu seharusnya menjadi bagian strategi negara dalam mendongkrak kinerja ekonomi ke depan,” imbuhnya.

Dihubungi secara terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir juga mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6%, pemerintah perlu melakukan beberapa kebijakan.

Baca Juga: Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya

Beberapa diantaranya dengan mengoptimalkan konsumsi dalam negeri, dengan menggunakan barang-barang dalam negeri. Selain itu pemerintah juga akan mendorong investasi, serta menjaga konsumsi masyarakat utamanya bagi yang miskin dan rentan.

“Pemerintah akan tetap memberikan bansos kepada 40% pendapatan terbawah,” kata Iskandar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×