kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.859   53,00   0,33%
  • IDX 7.144   -17,25   -0,24%
  • KOMPAS100 1.093   -1,54   -0,14%
  • LQ45 867   -4,39   -0,50%
  • ISSI 217   0,54   0,25%
  • IDX30 443   -2,94   -0,66%
  • IDXHIDIV20 535   -4,85   -0,90%
  • IDX80 125   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 134   -1,27   -0,93%
  • IDXQ30 148   -1,28   -0,86%

Sektor usaha perikanan paling tidak diminati investor


Kamis, 23 Juli 2020 / 07:50 WIB
Sektor usaha perikanan paling tidak diminati investor
ILUSTRASI. Investasi di sektor perikanan ini kalah jauh dari beberapa sektor padat modal yang minim penyerapan tenaga kerja.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor usaha perikanan menjadi bidang usaha yang paling tidak diminati investor asing maupun domestik. Hal tersebut berasal dari 23 klasifikasi jenis usaha.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor perikanan hanya sebesar Rp 130 miliar di sepanjang semester I-2020 yang tersebar di 58 proyek.

Rendahnya realisasi sektor usaha perikanan juga tercermin dari penanaman modal asing (PMA) atawa foreign direct investment (FDI) sebesar US$ 5,6 juta yang tersebar di 65 proyek.

Baca Juga: Ekonomi Korea Selatan terkontraksi 3,3% di kuartal kedua

Investasi di sektor perikanan ini kalah jauh dari beberapa sektor padat modal yang minim penyerapan tenaga kerja. Misalnya, bidang usaha jasa lainnya yang mencatat PMDN sebesar Rp 4,39 triliun dan PMA senilai US$ 263,4 juta di sepanjang Januari-Juni 2020.

Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan komposisi sektor tersier atau jasa yang terlalu banyak mengindikasikan dukungan BKPM ke investor asing. Sektor ini juga tidak memiliki daya serap tenaga kerja yang banyak berbeda dengan sektor primer seperti industri manufaktur yang padat karya.

“Padahal tujuan dari investasi langsung adalah menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah. Kalau sektor tersier yang paling banyak seperti jasa, artinya ini melayani siapa? Karena data sektor primernya tumbuh sedikit jauh banget dari sektor tersier. BKPM telah gagal,” kata Enny.

Baca Juga: Gara-gara corona, BKPM menurunkan target realisasi investasi tahun ini

Sebagai gambaran, dominasi sektor jasa bisa tercermin dari realisasi transportasi, gudang, dan telekomunikasi pada semester I-2020 sebesar Rp 76,3 triliun atau setara 19% dari total realisasi. Barulah disusul oleh sektor listrik, gas, dan air Rp 48,5 triliun. Kemudian, barang logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 45,2 triliun.

Selanjutnya sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 33 triliun. Lalu, industri makanan Rp 29,6 triliun. Sisanya berasal dari campuran berbagai sektor lainnya sejumlah Rp 170 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×