Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah menunjukkan perbaikan setelah periode Covid-19.
Namun, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengingatkan, masih ada sejumlah risiko yang membayangi pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II-2023 juga prospeknya pada tahun 2024.
"Sejumlah risiko akan terlihat di paruh kedua tahun ini, juga akan berlanjut pada tahun 2024. Datang dari inflasi, perdagangan, juga investasi," terang Andry dalam media gathering, Selasa (22/8).
Baca Juga: Bila Pasokan Pangan Terganggu, Inflasi Bisa di Atas 3,2% YoY
Pertama, inflasi berpotensi meningkat bila kondisi iklim tak mendukung. Salah satunya datang dari fenomena El Nino atau angin kekeringan.
El Nino ini akan mengancam pasokan pangan Indonesia.
"Bila ada gangguan panen, angka inflasi akan meningkat ke atas. Bahkan bisa saja di akhir tahun di atas 3,2% YoY," tambah Andry.
Kedua, surplus neraca perdagangan yang akan melandai. Seiring dengan normalisasi harga komoditas.
Baca Juga: Tak Hanya Perdagangan, Indonesia Juga Perlu Jajaki Hubungan Investasi dengan BRICS
Dengan demikian, amunisi untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah akan terbatas pada paruh kedua dan tahun depan.
Ketiga, Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada awal tahun 2024 akan membuat para pelaku bisnis menunda ekspansinya.
Meski memang, hajatan nasional ini berpotensi mengerek konsumsi rumah tangga yang juga menjadi sisi positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News