kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah ekonom prediksi kinerja ekspor Indonesia pada Oktober 2021 kembali surplus


Senin, 15 November 2021 / 09:09 WIB
Sejumlah ekonom prediksi kinerja ekspor Indonesia pada Oktober 2021 kembali surplus
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Sejumlah ekonom prediksi kinerja ekspor Indonesia pada Oktober 2021 kembali surplus.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja ekspor Indonesia pada Oktober 2021, diperkirakan masih moncer sejalan dengan kenaikan harga sejumlah komoditas. Hal ini yang mendorong kembali surplus neraca perdagangan pada Oktober.

Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, ekspor Indonesia pada Oktober 2021 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Meskipun ada sedikit penurunan dibandingkan dengan bulan September 2021.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, ekspor Oktober 2021 meningkat 49,94% year on year. Bahkan pertumbuhannya lebih tinggi dibanding bulan September 2021 yang sebesar 47,63% yoy.

Pertama, kenaikan ekspor didorong oleh meningkatnya aktivitas manufaktur negara-negara mitra dagang Indonesia, terlebih di negara-negara Asia. Kedua, peningkatan harga komoditas, terutama batubara dan Crude Palm Oil (CPO) yang cukup tinggi.

Baca Juga: Kenaikan harga minyak dunia diproyeksi bisa menyulut inflasi dalam negeri

Sebagai gambaran, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batubara acuan (HBA) sebesar US$ 161,63 per metrik ton, naik US$ 11,60 per metrik ton dibanding HBA September 2021.

Namun, momentum naiknya harga komoditas ini hanya jangka pendek sehingga Indonesia tak bisa selamanya bergantung pada komoditas.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, ekspor pada bulan Oktober 2021 naik 4,21% month to month (mtm) dan tumbuh 49,5% yoy.

Mendorong hilirisasi

David juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak bisa terus-menerus bergantung pada komoditas. "Indonesia harus mendorong hilirisasi. Karena kalau bergantung terus-terusan bisa bahaya karena energi tidak bisa diperbaharui dan pada suatu saat akan habis," kata David.

Baca Juga: Sembari Menanti Data Inflasi AS, Rupiah Tertekan Cadangan Devisa




TERBARU

[X]
×