Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral beberapa negara di dunia nampak menumpuk emas moneter (monetary gold).
Bila mengutip Bank Indonesia (BI), monetary gold merupakan komponen cadangan devisa berupa persediaan emas berupa emas batangan, emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Otoritas moneter bisa menambah emas miliknya, baik dengan menambang emas baru, atau membeli emas dari pasar tetapi harus memonetisasi emas tersebut.
Baca Juga: Peluang Harga Emas Menuju US$ 1.900 di 2023 Terbuka Lebar
Analis Senior EMEA World Gold Council Krishan Gopaul menuturkan, dari periode kuartal I-2022 hingga kuartal III-2022, bank sentral telah membeli bersih sejumlah 673 metrik ton emas.
Gopaul meyakini, pembelian emas tersebut merupakan yang tertinggi selama beberapa dekade terakhir.
"Bila melihat data setahun penuh di 2022, kemungkinan bank sentral mengakumulasi emas dengan tingkat tertinggi selama beberapa dekade terakhir," tulis Gopaul dalam laman Gold.org, akhir pekan lalu.
Bila menilik pembelian emas baru-baru ini. Ada tiga negara yang melakukan pembelian emas moneter dengan jumlah fantastis, per November 2022.
Ada pembelian bersih sekitar 50 metrik ton cadangan emas pada November 2022, atau meningkat 47% dibandingkan pembelian pada Oktober 2022.
Baca Juga: Harga Emas Menguat Jelang Rilis Angka Inflasi dan Suku Bunga AS
Ini terdiri dari bank sentral China yang membeli cadangan emas sebesar 32 metrik ton. Ini merupakan pembelian terbesar yang dilaporkan.
Selain itu, pembelian ini merupakan peningkatan pertama yang diumumkan dalam cadangan emas sejak September 2019.