kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

SBY : Tindakan ini di Luar Kepatutan Moral dan Etika Politik, Kasar!


Jumat, 01 September 2023 / 17:55 WIB
SBY : Tindakan ini di Luar Kepatutan Moral dan Etika Politik, Kasar!
ILUSTRASI. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia keenam yang juga ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Jumat (1/9/2023) menyampaikan konfrensi pers menanggapi batalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil Presiden yang mendampingi Anies Rasyid Baswedan diusung oleh koalisi?Perubahan.


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, akhirnya turun gunung pasca AHY gagal menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan.

SBY mengadakan Rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat dan disiarkan langsung melalui kanal youtube Partai Demokrat pada Jumat, 1 September 2023 petang. SBY mengeluarkan pernyataan untuk mengungkapkan pandangannya terkait kondisi politik terkini dan potensi koalisi capres-cawapres pada pemilihan presiden 2024. 

Dalam sidang majelis tinggi Partai Demokrat, SBY yang juga Presiden RI keenam ini mengawali pernyataannya dengan mengungkapkan kejutan yang dialaminya beberapa hari lalu. 

"Kalau saya terus terang, saya juga mengerti politik, pernah menjadi capres dua kali, tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari yang lalu." "Saya tidak menyangka kalau tindakan sejauh ini, melebihi batas kepatutuan moral dan etika politik, kasar! tandas SBY menanggapi keputusan Anies Baswedan dan partai Nasdem untuk menetapkan secara sepihak calon wakil presiden dalam pemilu 2024. 

Baca Juga: Soal Duet Anies-Cak Imin, SBY Mengaku Kader Demokrat Sangat Emosional

Seperti kita tahu, Anies Baswedan bersama dengan Partai Nasdem menyatakan akan menunjuk Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menjadi calon wakil presiden pada pemilu 2024 mendatang.

SBY merasa bahwa tindakan politik yang dilakukan oleh Nasdem dan Anies Baswedan ini melampaui batas-batas moral dan etika politik.

SBY menceritakan pertemuan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, beberapa hari sebelumnya. Anies memberi tahu SBY bahwa mereka akan mendeklarasikan koalisi sebagai pasangan capres dan cawapres yang telah disepakati pada awal September 2023. 

Namun, tiga hari kemudian, SBY mendapat kejutan yang tak terduga bahwa Anies memilih Muhaimin Iskandar, bukan putra sulungnya, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyuono (AHY).

Baca Juga: Ketika Partai Demokrat Merasa Dikhianati Gegara Anies Baswedan Gandeng Cak Imin

"Beberapa kali Anies datang ke sini dengan semangat dan kata-kata yang luar biasa. Malam di Pacitan. Dengan kejadian tiga hari yang lalu itu tidak ada satu kata pun yang dia sampaikan kepada saya dan ketua umum Demokrat. Saya sebagai orang tua, kok jadi begini ya," kata SBY.

Reaksi Kader Demokrat

SBY mengungkapkan bahwa reaksi emosional dan pesan membanjiri dirinya setelah kejadian ini. SBY menyatakan telah menerima pesan dari banyak pihak, termasuk kader Demokrat yang merasa kecewa. 

SBY juga membahas keterbukaan dalam era digital saat ini. Dia menyampaikan bahwa sebagian besar informasi yang ada saat ini menjadi sorotan publik dalam persiapan Pilpres 2024. Namun, dia menekankan pentingnya menjaga integritas dalam berbicara tentang isu-isu ini.

SBY menjelaskan adanya isu dan keinginan dari pihak tertentu untuk membentuk hanya dua pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. 

Selain itu, dia menyebut adanya upaya politik untuk membentuk koalisi baru yang melibatkan Partai Demokrat, PKS, dan PPP. Informasi ini menjadi salah satu yang memengaruhi situasi politik saat ini.

"Kita bukan partai terlarang, kader Demokrat bukan teroris, mestinya diperlakukan sama dengan warga negara yang lain," tegasnya.

Karena itulah SBY mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik dalam situasi ini. Dia berharap bahwa semua keputusan yang diambil akan menghormati etika politik dan integritas moral. Dia juga menekankan pentingnya mendekati segala hal dengan hati yang tenang dan rasional.

Pada kesempatan itu SBY mengaku sudah menerima berbagai ajakan dari koalisi lain seperti dari Calon Presiden Prabowo Subianto, maupun dari Calon Presiden Ganjar Pranowo.

SBY menyatakan penghargaannya terhadap ajakan dari berbagai pihak, seperti dari pihak Ganjar dan Puan Maharani, untuk berkolaborasi. Dia menganggap ajakan ini sebagai tindakan yang baik dalam konteks demokrasi dan politik yang transparan.

Baca Juga: Duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Mencuat, Partai Demokrat Sebut Pengkhianatan

SBY mengakhiri pernyataannya dengan keyakinan bahwa dengan izin Tuhan, mereka akan menemukan mitra yang lebih baik dalam perjuangan politik ke depan. Dia menginginkan agar prinsip-prinsip etika dan moral tetap terjaga dalam politik Indonesia. Dengan sikap yang bijak, dia berharap agar Demokrat, bangsa, dan negara dapat mencapai kesuksesan bersama.

Hanya saja mengenai keputusan akan bergabung ke koalisi mana setelah keluar dari koalisi Anies, SBY meminta semua kader tidak terburu-buru dalam membuat keputusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×