Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai pesimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3% pada tahun 2013 ini bisa tercapai.
Target pertumbuhan tersebut dinilai sulit tercapai di tengah krisis perekonomian global, dan mulai terancamnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Terus terang, kita dulu menetapkan pertumbuhan 6,3% pemerintah bersama DPR RI dan itu tertuang dalam APBNP tahun 2013. Tetapi, saat itu belum ada kebijakan di Amerika Serikat yang berpengaruh kepada dunia dan sejumlah perkembangan baru di bidang perekonomian. Oleh karena itu, saya katakan dengan jujur saya katakan untuk capai 6,3% berat untuk Indonesia," tuturnya dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Rabu (21/8).
Kendati demikian, Presiden berjanji akan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi agar tidak merosot tajam akibat menurunnya jumlah ekspor, tertekannya rupiah terhadap dollar AS dan rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ia mengatakan, dalam beberapa hari terakhir pemerintah telah bekerja siang malam untuk mempertahankan agar perekonomian tidak goyang akibat krisis global.
Selain itu, SBY juga mengajak semua pihak untuk bekerja keras, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pengusaha, dan masyarakat agar bekerja sekuat tenaga untuk mempertahankan perputaran roda perekonomian. Meskipun nantinya pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan, tetapi penurunan itu tidak terlalu tajam.
"Setelah peringatan 17 Agustus kemarin, pemerintah bekerja. Kami bekerja siang dan malam untuk menetapkan kebijakan, langkah tindakan dan semua yang perlu dilakukan di hari-hari mendatang, di minggu-minggu mendatang, dan di bulan-bulan mendatang. Tujuannya kita bisa meminimalkan dan bisa mengurangi dampak ekonomi Indonesia," kata SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News