CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.783   15,00   0,09%
  • IDX 7.326   3,89   0,05%
  • KOMPAS100 1.121   0,57   0,05%
  • LQ45 888   3,97   0,45%
  • ISSI 222   -0,23   -0,10%
  • IDX30 455   2,55   0,56%
  • IDXHIDIV20 547   1,31   0,24%
  • IDX80 129   0,23   0,18%
  • IDXV30 138   0,33   0,24%
  • IDXQ30 151   0,23   0,15%

SBY: Penghargaan dari ACF bukan untuk pribadi


Senin, 27 Mei 2013 / 10:25 WIB
SBY: Penghargaan dari ACF bukan untuk pribadi
ILUSTRASI. Pemerintah memutuskan menaikkan tarif cukai rokok tahun depan dengan rata-rata sebesar 12%.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pagi ini (27/5) meninggalkan tanah air menuju Stockholm, Swedia, kemudian New York, Amerika Serikat (AS). Dalam keterangannya, SBY membenarkan bahwa di AS dia akan menerima penghargaan sebagai Negarawan Dunia 2013 atau World Statesman Award dari Organisasi nirlaba Appeal of Conscience Foundation (ACF). Tapi penghargaan itu bukan sebagai pribadi, tapi sebagai Presiden Indonesia.

Hal itu ditegaskan SBY sesaat sebelum meninggalkan Tanah Air di Bandara Halim Perdanakusuma, Senin (27/5). "Penghargaan itu diberikan kepada saya selaku Presiden, bukan sebagai pribadi. Meskipun demikian, saya menghargai pendapat sejumlah kalangan yang tidak setuju dan menyampaikan protesnya," ujar SBY dalam konferensi persnya.

Menurut presiden, ia mendengar dan menghargai aspirasi kelompok masyarakat yang melakukan protes dan itu menjadi perhatian pemerintah. Meskipun demikian, SBY juga memberikan penghargaan yang sama kepada yang setuju dan memberikan penghargaan tersebut kepadanya, seperti ACF.

SBY menjelaskan, penghargaan dari ACF itu dinilai dari berbagai aspek dan dalam waktu yang cukup lama. Kemudian penghargaan itu diberikan kepada bangsa Indonesia melalui Presiden. Jadi pemerintah Indonesia, lanjut SBY, tidak bisa melihat penghargaan itu secara tidak baik.

Menurut presiden, penghargaan itu diberikan karena sejumlah alasan. Di antaranya karena pertimbangan bahwa selama menjadi presiden, SBY memajukan demokrasi di Indonesia, berkomitmen membangun perdamaian, menyelesaikan konflik secara damai, memberikan penghormatan pada Hak Asasi Manusia secara umum, terlibat aktif dalam perdamaian internasional dan dialog antar agama. "Meskipun sekali-kali masih ada masalah-masalah di dalam negeri kita," bebernya.

SBY tidak menafikkan masih ada kejadian yang belum mencerminkan kerukunan hidup antarumat beragama. Justru dengan penghargaan ini, SBY berkomitmen untuk terus bekerja lebih keras lagi, lebih serius, dan efektif untuk memperbaiki yang selama menjadi perhatian kelompok yang menolak penghargaan itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×