Reporter: Noverius Laoli |
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara soal kasus yang menimpa Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Menurut SBY yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, ia selama ini terus memantau perkembangan dinamika politik di tanah air selama 10 hari terakhir, khususnya terkait manuver-manuver yang dilakukan Anas di sejumlah media di tanah air.
"Saudara mengetahui bahwa yang memicu semua ini adalah dengan ditetapkannya saudara Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, yang pernah berjuang bersama-sama dengan saya di Partai demokrat, ditetapkan tersangka oleh KPK," ujar SBY di Bandara Halim Perdanakusuma, sesaat sebelum bertolak ke Jerman, Minggu (3/3).
Menurut SBY, yang dihadapi Anas adalah persoalan hukum, maka ia meminta agar Anas fokus dan mempersiapkan dirinya menghadapi proses hukum di KPK. Anas dalam pandangan SBY masih bisa melakukan segala upaya pembelaan hukum melalui tim pengacaranya. Jika nantinya terbukti tidak bersalah, maka KPK tentunya akan membebaskan Anas.
Presiden mengungkapkan keyakinannya bahwa KPK akan bekerja berdasarkan koridor hukum yang berlaku dan profesional. "Tentu KPK tidak akan menyatakan Anas bersalah mana kala nanti dalam proses penegakan hukum sampai di pengadilan pak Anas tidak bersalah," katanya.
Menurut SBY kasus yang menimpa Anas tidak baik bagi partai demokrat, Soalnya menyebabkan citra dan pandangan masyarakat terhadap partai demokrat semakin buruk. Apalagi saat ini, ada sejumlah kasus korupsi yang menjerat kader partai demokrat.
Sebelumnya, Anas melakukan manuver dalam sejumlah pernyataannya di media. Anas bilang kalau penetapannya sebagai tersangka tak lengkang dari nuansa dan kepentingan politik di partai demokrat. Apalagi Anas menyindir pernyataan SBY sebelumnya yang meminta Anas fokus menghadapi kasusnya di KPK, sementara kala itu, Anas masih berstatus saksi di KPK dan bukan tersangka. Anas merasa pernyataan SBY tersebut merupakan sinyal bahwa status tersangkanya saat ini merupakan bagian dari konspirasi politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News