Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta proses pencairan pinjaman yang memerlukan persetujuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diperbaiki. Dia menilai, proses pencairan pinjaman itu terlalu lama.
Dia mengatakan, proses tersebut harus dibicarakan dengan DPR secara baik-baik. "Jangan sampai lembaga internasional terus mengkritik kita kenapa harus bertele-tele hanya untuk disbursement pinjaman," katanya, Jumat (27/7).
Seperti diketahui, selama ini beberapa jenis pinjaman luar negeri harus mendapatkan persetujuan dari DPR. Salah satunya adalah penerusan pinjaman (Subsidiary Loan Agreement/SLA).
Menurut Agus, selama ini persetujuan rencana pemberian SLA di DPR membutuh waktu lama karena proses persetujuannya tidak hanya di satu komisi melainkan beberapa. Selain itu membutuhkan kata restu, pemerintah juga harus mendapatkan persetujuan ketika ingin mencairkan SLA itu.
Padahal, Agus mengatakan pinjaman SLA ini harus terealisasi dalam satu tahun anggaran. Sehingga, bila belum terealisasi dalam satu tahun anggaran maka pemerintah harus kembali menganggarkan lagi pada tahun berikutnya.
Makanya, Agus menghimbau kementerian atau Badan Usaha Milik Negara yang memerlukan SLA supaya bisa menggunakannya secara lebih efisien. Rencananya, Agus akan bicara dengan DPR supaya prosedur pencairan SLA ini tidak terlalu lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News