kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

SBY minta Parpol lakukan kampanye berbasiskan data


Rabu, 29 Januari 2014 / 19:31 WIB
SBY minta Parpol lakukan kampanye berbasiskan data
ILUSTRASI. Ramalan cuaca hari ini Jumat (9/9) di Jakarta dan sekitarnya dari BMKG cerah berawan hingga hujan petir. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para pemimpin partai politik, bakal calon Presiden dan wakil Presiden agar berkampanye dengan menggunakan data yang valid dan akurat. Ia menyindir mereka yang selama ini berkampanye tanpa data.

"Sebagai seorang yang pemerintahannya hampir jatuh tempo, saya ingin ketika berkampanye, ketika menyampaikan sesuatu kepada masyarakat, gunakan data, jangan sampai berdebat dua jam, ada sepuluh yang berdebat, dan kesepuluhnya tidak mempunyai data," ujar Presiden di Istana Negara, Rabu (29/1).

Presiden mengatakan sebagai negara demokrasi, seharusnya para calon anggota legislatif, baik itu DPR, DPRD tingkat satu dan dua, termasuk juga para Capres dan Cawapres agar tidak hanya menyampaikan janji-janji politik yang tidak berbasis data.

Kampanye yang tidak berbasis data, lanjut SBY, mungkin menarik, akan tetapi, kampanye tersebut rawan dari penyimpangan dan membohongi masyarakat. "Oleh karena itu, saya mengajak rakyat Indonesia, ciri-ciri masyarakat yang maju, masyarakat yang berpengetahuan adalah masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kuat dalam hal data dan fakta," tutur Ketua Umum Partai Demokrat ini.

SBY mengambil contoh, selama sembilan tahun pemerintahannya, ekonomi Indonesia itu mengalami pertumbuhan dan bahkan sekarang menjadi negara ekonomi terbesar ke-15 di dunia dan menjadi negara anggota G20. Begitu juga dari segi kemiskinan mengalami penurunan selama sembilan tahun terakhir.

Menurutnya itu adalah data yang benar dari BPS, World Bank, dan IMF. Namun bila ada yang mengatakan seharusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi, dan seharusnya kemiskinan bisa turun lagi lebih rendah, maka hal itu bisa didiskusikan lagi dengan melihat dan membandingkannya dengan pemerintahan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×