Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan rasa keprihatinan Indonesia yang mendalam atas kondisi Mesir dalam beberapa hari terakhir. Di mana ratusan para demonstran menjadi korban meninggal dan luka-luka akibat bentrok dengan militer dan kepolisian Mesir di Kairo.
Atas kondisi tersebut, Indonesia meminta para pemimpin pemerintahan Mesir, petinggi militer dan Ikhwanul Muslimin untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk dan menelan korban yang lebih banyak lagi.
"Sebagai sahabat, Indonesia masih berharap dan menyeru kepada para pemimpin dan elite politik apakah di pihak pemerintah sendiri kaum militer maupun Ikhwanul Muslimin sebisa-bisanya mencegah situasi tidak lebih memburuk dan mencegah agar korban tidak lebih banyak lagi," tutur SBY dalam konferensi pers di Istana Negara, Kamis (15/8).
Orang nomor satu di negeri ini melanjutkan bahwa apa yang terjadi di Kairo dan Mesir jam demi jam membuat perasaan masyarakat Indonesia sangat prihatin. Pasalnya, korban berjatuhan baik yang meninggal maupun yang luka-luka dan belum ada tanda-tanda bahwa konflik dan kekerasan yang terjadi di negeri Firaun tersebut akan segera berakhir.
Presiden mengatakan Indonesia dapat memahami kondisi Mesir yang saat ini sangat sulit dan kompleks. Sementara opsi untuk mengatasi kondisi Mesir tidak terlalu banyak untuk menghentikan pertumpahan darah dan mencegah situasinya yang lebih buruk. Namun bila ada kesepakatan antara para pemimpin Mesir, maka niscaya pertumpahan darah dan kondisi yang lebih buruk lagi bisa dicegah.
Bentrokan antara polisi dan pendukung Muhammad Mursi pada "Rabu Berdarah" telah menewaskan 343 orang. Demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Mesir, Kamis (15/8). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Mesir, sebanyak 300 warga sipil dan 43 personel polisi tewas. Namun, Ikhwanul Muslimin mengklaim kerusuhan terburuk sejak revolusi 2011 itu menewaskan setidaknya 2.200 orang dan 10.000 orang terluka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News