kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SBY menanti undangan Prabowo


Rabu, 26 Juli 2017 / 13:40 WIB
SBY menanti undangan Prabowo


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menunggu undangan pertemuan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Juru Bicara Partai Demokrat Dede Yusuf mengatakan, hal itu sempat disinggung dalam rapat partai yang dihadiri SBY, Selasa (25/7) kemarin.

"Pak SBY itu kan sahabatnya Prabowo. Tinggal angkat telepon sudah pasti bisa hanya apakah momennya yang tepat," kata Dede, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7).

Demokrat menyambut baik hal tersebut.

Namun, kata Dede, ia belum mau menanggapi lebih jauh sebelum ada undangan resmi dari Gerindra.

Ia memperkirakan, pertemuan keduanya mungkin saja terjadi karena ada kesamaan persepsi, misalnya terkait Undang-Undang Pemilu.

Baik Demokrat maupun Gerindra sama-sama mendukung ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 0 persen.

"Karena kan ada langkah yang harus diambil ketua partai dengan adanya pengesahan UU Pemilu kemarin. Mungkin ya lebih ke sana," kata Ketua Komisi IX DPR itu.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang diwacanakan akan bertemu dalam waktu dekat.

Pertemuan keduanya akan membahas soal persiapan Pemilu 2019.

"Pak Prabowo dengan Pak SBY masih terus mencocokkan waktu karena ketum kan memiliki agenda-agenda yang sangat padat. Insya Allah dalam waktu dekat ini beliau akan ketemu pada waktu yang cocok," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7).

Muzani belum dapat memastikan kapan pertemuan dua ketua umum partai non-pemerintah itu akan dilakukan.

Namun, pertemuan antar-elite politik, menurut dia, amat penting.

Pasalnya, Indonesia memiliki model politik patron, di mana kesamaan mudah terbangun jika antar-parpol rutin berdiskusi.

"Sehingga kalau pemimpinnya sering bertemu, membicarakan persoalan-persoalan bangsa maka perbedaan-perbedaan pandangan bisa lebih cepat diselesaikan," kata Muzani. (Nabilla Tashandra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×