kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SBY, media sosial dan pemilu


Rabu, 10 Juli 2013 / 10:15 WIB
SBY, media sosial dan pemilu
ILUSTRASI. Ada beberapa tipe dan model vacuum cleaner yang umum digunakan dan dijumpai di pasaran.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Usai meluncurkan akun Twitter di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada 13 April 2013 lalu, baru-baru ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan Fan Page Facebook dan Youtube.

Jadi, hanya dalam kurun waktu empat bulan terakhir, SBY sudah bergabung dalam beragam situs media sosial. Hal ini tentu pantas dicermati, mengingat pengguna media sosial cukup besar di Indonesia.

Dalam hal penggunaan Twitter dan Facebook, Indonesia atau masuk dalam urutan pengguna terbanyak nomor 4 di dunia atau lebih dari 51 juta pengguna Facebook dan lebih dari 60 juta pengguna twitter.

Beberapa pihak menilai, SBY terlambat bergabung dengan media sosial itu. Pasalnya, masa jabatan SBY tinggal satu tahun beberapa bulan lagi. Setelah itu, sang presiden tidak lagi memiliki peluang untuk mencalonkan diri kembali. Lalu untuk apa SBY memiliki media sosial?

Pihak Istana melalui Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, bergabungnya SBY dalam dunia maya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.

Termasuk di dalamnya menyampaikan apa saja kebijakan dan kegiatan sang presiden. Karena melalui media sosial ini, SBY bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat tanpa harus melalui media massa.

Apalagi dalam beberapa kesempatan, SBY kerap mengeluhkan peran pers nasional yang dinilai kurang lengkap dalam memberitakan kegiatan presiden, sehingga terkesan sepotong-sepotong dan mudah digiring untuk kepentingan politik tertentu.

Intinya, SBY merasa kurang puas dengan gaya pemberitaan media di Indonesia saat ini. Sehingga tidak jarang, SBY selalu menjadikan media asing sebagai referensinya untuk menanggapi peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi di Indonesia.

Mengingat peran twitter dalam menyampaikan kebijakan SBY sangat terbatas, maka pihak Istana merasa perlu SBY memiliki facebook. Kini di Fan Page Facebooknya, SBY bisa menulis panjang lebar tentang pemikiran dan kebijakannya.

Foto-foto aktivitasnya yang bisa mendongkrat pecitraan pun bisa diupload sebanyak mungkin. Bahkan cuplikan-cuplikan video pendek yang dimasukkan di Youtube pun bisa di upload di Facebook. Maka peran Facebook sangat besar untuk mendongkrak popularitas SBY.

Meski selalu membantah bergabungnya SBY dalam media sosial untuk kepentingan pemilu 2014, tapi tak bisa dipungkiri, posisi SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tentu bermanfaat bagi kepentingan pemilu.

Apalagi, penentuan calon presiden yang berhak mengikuti konvensi dari demokrat juga dilakukan oleh SBY sebagai Ketua Umum. Maka sudah pasti, pada pemlihan presiden 2014, peran SBY tidak bisa dikesampingkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×