Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kementerian Keuangan sudah menyiapkan berbagai instrumen investasi untuk menampung dana hasil repatriasi tax amnesty. Salah satunya adalah adalah Surat Berharga Negara (SBN).
Nah terkait itu, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kemenkeu Loto Srinaita Ginting, mengatakan SBN yang disiapkan khusus untuk dana repatriasi adalah yang terbit di pasar perdana. Karena, SBN yang terbit di pasar perdana lebih bisa dimonitor oleh pemerintah.
Namun yang jelas, menurut Loto, semua instrumen yang disiapkan bisa untuk diperdagangkan ataupun non-tradeable. "Kalau yang tidak diperdagangkan ada fasilitas untuk melakukan redemption setelah satu tahun," kata Loto di Jakarta, Jumat (29/4).
Rencananya, pemerintah dalam Rancangan Undang-Undang tentang pengampunan pajak memang mengharuskan dana hasil repatriasi di simpan di dalam negeri dalam tempo lima tahun. Tetapi, untuk penempatan di SBN bisa saja hanya dalam satu tahun, selebihnya bisa dikonversi ke instrumen lainnya.
Instrumen lainnya itu akan tergantung dengan kesepakatan antara pemerintah dan pemohon tax amnesty. Namun, semua itu menurut Loto masih harus menunggu hasil keputusan antara pemerintah dengan DPR terkait RUU tax amnesty.
Selain menyiapkan SBN, pemerintah juga sudah menyiapkan instrumen obligasi yang khusus membiayai infrastruktur. Obligasi itu nantinya akan diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk. Namun, meski dikeluarkan oleh BUMN pemerintah akan memberikan penjaminan. Hal ini dilakukan, supaya dana repatriasi bisa masuk ke sektor riil dalam hal ini proyek infrastruktur.
Loto juga mengatakan, beberapa SBN yang akan diterbitkan seperti obligasi dalam denominasi yen atau Samurai bond bisa menjadi tawaran menarik bagi dana repatriasi. Terlebih, dana yang akan datang dari penerbitan global bond bermata uang yen ini bisa mencapai 45 miliar yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News