Reporter: Venny Suryanto, Bidara Pink | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski Indonesia sudah naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas menurut Bank Dunia, jumlah penduduk miskin justru semakin bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2020 sebanyak sekitar 26,42 juta orang.
Jumlah penduduk miskin tersebut bertambah sekitar 1,63 juta dari jumlah penduduk miskin per September 2019. Pada sembilan bulan pertama tahun lalu, jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat 25,14 juta orang.
Kalau disetahunkan (yoy) dari Maret 2019, terjadi tambahan 1,28 juta dari 25,4 juta orang. "Jumlah penduduk miskin Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang naik 1,28 juta orang jika dibandingkan dengan Maret 2019 secara yoy,” jelas Suhariyanto dalam konferensi daring, Rabu (15/7).
Baca Juga: Penduduk miskin meningkat, ekonom: Pemerintah harus sigap salurkan bantuan
Selain tambahan penduduk miskin BPS Juga mengungkapkan masih tingginya disparitas kemiskinan antara kota dan desa. Pada Maret 2020, disparitas kemiskinan mengalami kenaikan 9,78% yang terjadi di perdesaan dan perkotaan. Ini membuat persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2020 sebesar 7,38% dari sebelumnya 6,56% pada September 2019. Sedangkan penduduk miskin di pedesaan jadi 12,82% dari sebelumnya 12,60% pada September 2019.
Baca Juga: Indef ramal jumlah penduduk miskin akan naik sekitar 30 juta orang di akhir 2020
Adapun beberapa komoditas yang memberikan sumbangan besar pada garis kemiskinan pada Maret 2020 di antara lain beras berkontribusi 20,22%, rokok filter 12,16%, telur ayam ras berkontribusi 4,30%, daging ayam ras berkontribusi 4,13%, dan mi Instan berkontribusi 2,34%. Maklum saja harga eceran sejumlah komoditas di atas mengalami kenaikan.
Yusuf Rendy, ekonom dari Core Indonesia melihat pandemi Covid-19 juga turut berpengaruh terhadap lonjakan penduduk miskin di Indonesia. Namun, data BPS tersebut tersaji masih di untuk periode Maret 2020 dan di masa itu adalah baru memasuki awal pandemi korona. Artinya sebenarnya angka penambahan jumlah kemiskinan di Indonesia tersbut berpotensi lebih banyak lagi ketimbang rilis kemiskinan BPS selanjutnya.
Kalau jumlah kemiskinan bertambah di Indonesia sudah pasti membuat rasio gini berpotensi untuk melonjak.
Untuk itu ia menyarankan pemerintah untuk mempercepat penyaluran jaring pengaman sosial seperti bansos. Ini adalah kunci untuk menekan angka kemiskinan. Untuk tepat sasaran, perlu data yang valid supaya pendudk miskin menerima bansos itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News