kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sambut Ramadan, Ikappi Ingatkan Tahapan Permintaan dan Kenaikan Harga Pangan


Jumat, 25 Maret 2022 / 13:31 WIB
Sambut Ramadan, Ikappi Ingatkan Tahapan Permintaan dan Kenaikan Harga Pangan
ILUSTRASI. Pedagang menunggu calon pembeli di sebuah kios pasar tradisional Jakarta, Kamis (10/3/2022). Sambut Ramadan, Ikappi Ingatkan Tahapan Permintaan dan Kenaikan Harga Pangan.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat  Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Mengingatkan tahapan kenaikan permintaan dan kenaikan harga bahan pokok yang terjadi dalam waktu menuju bulan suci Ramadan.

Wasekjend Kajian Penelitan & Pengembangan DPP Ikappi, Putri Bilanova, mengatakan, fase pertama biasanya terjadi pada tiga hari sampai dengan satu minggu menjelang ramadan.

Hal ini terjadi karena tingginya permintaan dari masyarakat akan bahan pangan. Selain itu, masyarakat memiliki budaya turun temurun dalam menyambut awal ramadan dengan menyajikan makanan-makanan istimewa.

“Maka kami berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasokan bahan-bahan pangan di pasar  dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki,” ujar Bilanova dalam keterangan tertulisnya Jum’at (25/03).

Baca Juga: Pemerintah Siapkan 3 Juta Ton Impor Kedelai Tahun Ini

Selanjutnya, Fase kedua terjadi tujuh hari sampai tiga hari menjelang Idul Fitri. Dalam waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan ramadan, lalu melonjak tinggi di penghujung ramadan menuju ke Hari Raya Idul Fitri.

Biasanya Pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan pada Hari Raya, maka permintaan pun akan melonjak tinggi.

“Kami harap dalam fase ini, kita dapat menjaga pasokan tetap aman dan distribusi lancar. Fase kedua ini banyak terjadi kendala di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik lebaran,” tutur Bilanova.

Lebih lanjut, Wasekjen Ikappi menambahkan, fase ketiga yaitu fase akhir ramadan ini terjadi waktu setelah Idul Fitri, dua sampai tiga hari setelah lebaran dimana banyak komoditas tidak dapat ditemui di pasar tradisional karena banyaknya pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.

Baca Juga: Pembaruan Tata Kelola Pangan

Ikappi menilai pada fase ini adalah akhir dari lonjakan harga dan permintaan bahan pangan, sehingga pemerintah harus dapat mengantisipasi lonjakan harga dan ketersediaan barang di pasar dengan melancarkan distribusi dari hulu ke hilir.

“Fase ini juga rawan, Kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022,” tutupnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×