Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah Federasi Rusia menawarkan kerjasama kepada Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kerjasama yang ingin dilakukan Pemerintah Federasi Rusia bukan sebatas transfer teknologi namun hingga mencakup pembiayaan hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Melalui BUMN Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom), pemerintah Federasi menawarkan bantuan kerjasama mengembangkan teknologi nuklir sebagai pembangkit.
Kerjasama yang ditawarkan Rosatom bukan hanya sebatas jasa pembangunan dan perawatan PLTN, mereka menawarkan solusi yang menyeluruh dibidang ketenaganukliran dari pembangunan PLTN yang paling canggih.
"Pemerintah Rusia akan memberikan bantuan pinjaman untuk pembangunan PLTN, bantuan pembiayaan dapat dalam bentuk bantuan kenegaraan, joint venture antara Rosatom dan perusahaan lokan atau konsorsium, semua peluang masih terbuka,” ujar Senior Expert, Representasi Perdagangan Federasi Rusia di Republik Indonesia, Sergey Kukushkin, Kamis (27/11/2014).
Pembangunan PLTN membutuhkan biaya investasi yang besar, tetapi pada saat PLTN beroperasi hanya memerlukan biaya bahan bakar yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit yang lainnya.
Bantuan pembiayaan yang ditawarkan Pemerintah Rusia dinyatakan Sergey mencapai 49% dari total pembiayaan dari total keseluruhan biaya pembangunan PLTN. “Perkiraan biaya pembangunan dua blok PLTN dengan kapasitas total 2.400 MW sekitar US$ 8 miliar,“ imbuh Sergey.
Lebih lanjut Sergey menjelaskan, Rosatom menawarkan kerjasama pembangunan PLTN untuk Indonesia dengan menggunakan teknologi PLTN generasi III ++, yang menurutnya merupakan teknologi terbaru dan sangat aman.
“Jika pemerintah Indonesia berminat, Rosatom bersedia melakukan studi kelayakan di Indonesia,” imbuh Sergey.
Tawaran yang diberikan Pemerintah Federasi Rusia ini diakui sergey belum mendapat respon dari Pemerintah Indonesia, karena Pemerintah Indonesia masih belum memprioritaskan pembangunan PLTN dan saat ini masih pada tahap pengkajian dan penelitian.(Adiatmaputra Fajar Pratama)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News