kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah melemah, realisasi PNBP lewati target APBN 2018


Kamis, 04 Oktober 2018 / 18:08 WIB
Rupiah melemah, realisasi PNBP lewati target APBN 2018
ILUSTRASI. Petugas Merapikan Mata Uang Rupiah


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga September 2018, Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 281 triliun. Angka ini melewati target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar Rp 275 triliun. Artinya, pencapaian PNBP sudah sekitar 102% dari target.

Bila dirinci, penerimaan tersebut terdiri dari PNBP migas sebesar Rp 94 triliun, non migas sebesar Rp 27 triliun, dividen sebesar 41 triliun, dan PNBP lainnya serta badan layanan umum (BLU) yang masing-masing sebesar Rp 80 triliun dan Rp 40 triliun.

Mariatul Aini, Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran sekaligus Plt Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak mengatakan, unsur yang mendorong peningkatan penerimaan ini adalah harga migas yang menguat dan pelemahan kurs rupiah. "Penerimaannya kan dalam kurs, jadi pelemahan rupiah ini sangat mendorong penerimaan PNBP terutama dari dollar dan migas," ujar Mariatul kepada Kontan.co.id, Kamis (4/10).

Mariatul mengakui, migas memiliki kontribusi yang paling besar dalam PNBP. Bila dilihat dari realisasi PNBP sejak tahun 2015, penerimaan PNBP migas memang menurun. Di tahun 2014 penerimaan PNBP migas masih mencapai Rp 217 triliun, di 2015 turun menjadi Rp 78 triliun, di 2016 turun menjadi Rp 44 triliun dan mulai menunjukkan peningkatan di tahun 2017 menjadi Rp 82 triliun. Dalam paparannya, Mariatul menjelaskan penurunan yang signifikan ini dipengaruhi rendahnya harga minyak mentah.

Selain migas, batubara juga memiliki kontribusi yang besar untuk pencapaian PNBP. Terlebih, batubara adalah salah satu barang komplementer bahkan bisa menjadi subsitusi.

"Ketika hanya migas tinggi, biasanya batubara juga akan meningkat. Kalau migasnya turun, batubara juga turun. Dari sisi kualitas dan sisi kemudahan, migas itu lebih mudah dibandingkan batubara, Tetapi ketika harganyanya murah, dia akan sangat berarti. Misalnya PLN, untuk kebutuhan bahan baku menghasilkan listrik, mayoritas dari batubara kaena harganya sangat kompetitif," jelas Mariatul.

Dengan pencapaian saat ini, Mariatul pun optimistis, tahun ini PNBP akan mampu mencapai lebih dari Rp 300 triliun. Sementara, itu pencapaian PNBP di tahun sebelumnya sebesar Rp 311 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×