kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Loyo, Harga Barang-Barang Ini Terancam Naik


Rabu, 01 November 2023 / 14:30 WIB
Rupiah Loyo, Harga Barang-Barang Ini Terancam Naik
ILUSTRASI. Petugas menunjukan mata uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang Ayu Masagung, Jakarta, Senin (30/10/2023). KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah melemah selama beberapa waktu terakhir.  Ini menjadi salah satu perhatian bank sentral, mengingat, pelemahan nilai tukar rupiah akan bermuara pada peningkatan inflasi barang impor (imported inflation). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pelemahan rupiah yang terjadi pada bulan Oktober 2023 memang tercermin dari kenaikan harga beberapa barang. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini secara spesifik mengungkapkan, dampak pelemahan rupiah akan terlihat ada barang yang diimpor secara langsung maupun barang yang bahan bakunya didapat secara impor. 

"Sehingga, bisa dibilang komoditas yang mengandung komponen impor, seperti komoditas hasil industri pengolahan," terang Pudji, Rabu (1/11) di Jakarta. 

Baca Juga: Pola Musiman, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Turun Pada September 2023

Pudji pun memberi contoh komoditas yang mungkin akan mengalami peningkatan harga seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah. 

Seperti bawang putih karena Indonesia banyak mengimpor komoditas tersebut, kemudian mobil, mie kering instan dan roti karena produk tersebut berbasis gandum yang biasanya didapat dari impor, juga tahu dan tempe. 

"Karena bahan baku komoditas tersebut biasanya impor, maka ini mungkin terpengaruh imported inflation," tambah Pudji. 

Sayangnya, Pudji mengatakan bahwa BPS tidak melakukan perhitungan maupun kajian khusus mengenai dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi secara keseluruhan. 

Baca Juga: Inflasi Oktober 2023 Sentuh 0,17% MoM, Melambat dari Bulan Sebelumnya

Hanya Pudji menekankan, bahwa inflasi barang impor ini perlu diwaspadai selama beberapa bulan ke depan. 

Pudji pun berharap, langkah pre emptive yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dengan keanikan suku bunga acuan, diharpakan bisa mengerem inflasi komponen impor ini dengan signifikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×